kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina NRE bareng PJB akan manfaatkan PLTA untuk green hydrogen


Rabu, 08 Desember 2021 / 21:20 WIB
Pertamina NRE bareng PJB akan manfaatkan PLTA untuk green hydrogen
ILUSTRASI. Solar panel Pertamina NRE.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Power Indonesia sebagai subholding Power & NRE (Pertamina NRE) dan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) menandatangani nota kesepahaman tentang kerja sama pengelolaan pembangkitan pada Kamis (2/12).

Penandatanganan dilakukan oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro dan Direktur Utama PJB Gong Matua Hasibuan.

Tujuan dari nota kesepahaman tersebut adalah untuk berkolaborasi dalam mengelola atau memanfaatkan bersama infrastruktur ketenagalistrikan, termasuk potensi penyediaan energi bersih atau kerja sama lainnya di wilayah kerja sama yang disepakati.

Baca Juga: Pertamina targetkan PLTS di Blok Rokan beroperasi bertahap mulai tahun 2022

“Banyak sekali peluang pengembangan EBT di Indonesia. Namun, dengan tantangan yang besar yakni memenuhi target bauran energi dan net zero emission di 2060 perlu diwujudkan melalui kolaborasi aktif. Pertamina NRE siap bersinergi dengan berbagai pihak. Dalam hal ini kami sangat antusias untuk berkolaborasi dengan PJB,” ujar  Chief Executive Officer Pertamina NRE, Dannif Danusaputro dalam keterangan resmi, Rabu (8/12).

Direktur Utama PJB Gong Matua Hasibuan menyampaikan kerja sama ini merupakan langkah awal proses mensinergikan antara dua perusahaan.

"Kami ingin menjadi bagian dalam pengembangan dan implementasi energi baru terbarukan di Indonesia. Kami tidak bisa sendirian, untuk itu dengan berkolaborasi dengan Pertamina NRE adalah salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mewujudkannya," tegasnya.

Peluang yang hadir melalui kerja sama strategis tersebut salah satunya yaitu sinergi pengembangan bisnis pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik terutama yang ada di internal Pertamina seperti kilang.

Peluang lainnya adalah sinergi dalam proyek-proyek penyediaan energi bersih baik di dalam maupun luar negeri seperti pengembangan green hydrogen.

Green hydrogen adalah hidrogen yang dihasilkan dari pembangkit listrik energi terbarukan seperti tenaga surya, bayu, atau air (hidro).

Saat ini Pertamina NRE melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) sedang melakukan pilot project pengembangan green hydrogen di wilayah kerja geothermal Ulubelu dengan target produksi 100 kilogram per hari.

Dalam jangka panjang, ditargetkan produksi green hydrogen dari seluruh wilayah kerja geothermal mencapai 8.600 kilogram per hari.

Saat ini potensi pemanfaatan PLTA yang dimiliki PLN dan afiliasinya mencapai sekitar 2,7 GW yang tersebar di Sumatera sebesar 1,1 GW, Jawa 1,3 GW, dan Sulawesi 0,34 GW. Total kapasitas terpasang tersebut kurang lebih setara dengan 0,2 juta ton per tahun hydrogen.

Baca Juga: Pertamina NRE targetkan 3,2 GW kapasitas terpasang tahun 2022

Sementara, tren permintaan domestik terhadap hydrogen bersih pada tahun 2040 diproyeksikan mencapai 17 juta ton per tahun. Permintaan tersebut datang dari sektor pengolahan minyak, kimia, transportasi maupun pembangkit listrik.

Pertamina dan PLN sama-sama mendukung transisi energi serta penurunan emisi karbon di Indonesia. Pertamina berkomitmen penuh untuk meningkatkan portfolio energi bersihnya hingga 17 persen serta mengintegrasikan aspek environmental, social, and governance (ESG) ke dalam praktek bisnisnya.

Sedangkan komitmen PLN terwujud dalam Rencana Umum Pembangkit tenaga Listrik (RUPTL) 2021 – 2030 dengan menggenjot pengembangan pembangkit EBT sebesar 1,1 GW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×