Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina memastikan bakal tetap melanjutkan proyek kilang yang telah direncanakan demi menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Pertamina sedianya menargetkan empat proyek pengembangan kilang alias Refinery Development Master Plan (RDMP) dan dua proyek kilang baru alias Grass Root Refinery (GRR).
Kini, rencana tersebut direvisi menjadi hanya lima proyek kilang dengan mengeleminasi satu proyek kilang baru yaitu GRR Bontang.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meyakini proyek kilang akan menekan impor BBM bahkan di tahun 2026 impor BBM akan disetop. "Kebutuhan crude akan meningkat dan kebutuhan impor BBM produk menurun dan 2026 tidak lagi impor BBM," ujar Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Virtual bersama Komisi VII DPR RI, Senin (31/8).
Baca Juga: Pertamina beberkan alasan tak jadi bangun Kilang Bontang
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan, opsi penambahan kapasitas kilang memang memberikan situasi ang lebih baik khususnya pada neraca dagang dan menjaga kesinambungan pasokan BBM dalam negeri.
Kendati demikian, Komaidi memastikan upaya pemenuhan crude dari dalam negeri pun bukan perkara mudah. "Bisnis hulu tahapannya cukup panjang, hari ini ketemu tapi empat sampai lima tahun baru produksi," ujar Komaidi kepada Kontan.co.id, Senin (31/8).
Ia pun menyarankan agar upaya peningkatan produksi dapat dilakukan secara paralel dengan proyek kilang yang tengah berlangsung. Sementara itu, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menyangsikan proyek-proyek kilang dapat rampung dalam waktu dekat.
Ia mencontohkan kondisi sejumlah proyek yang ditinggal mitra seperti Kilang Cilacap yan batal bermitra dengan Aramco dan kendala lahan yang sempat menghantui proyek Kilang Tuban.
Baca Juga: Pasca merugi Rp 11 triliun di semester I 2020, ini strategi yang dilakukan Pertamina
"(memang) kalau kilang dibangun dapat mengurangi impor BBM dalam jumlah besar dan meningkatkan impor crude tapi peningkatannya lebih kecil dan akan memperbaiki neraca perdagangan migas," kata Fahmy kepada Kontan.co.id, Senin (31/8).
Ia pun menilai bukan tidak mungkin impor BBM masih akan membengkak jika proyek kilang tak tuntas. Disisi lain, Pertamina dinilai memang butuh kilang baru jika ingin menkan impor crude. Adapun, kilang baru haruslah mampu mengolah crude yang dihasilkan oleh Kontraktor Kontrak kerja Sama (KKKS) dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News