Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
Menurutnya, pembangunan proyek di TPPI akan mendukung pengembangan industri petrokimia dalam negeri dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, serta menekan defisit neraca perdagangan sekitar US$ 1,8 miliar per tahun melalui penurunan impor produk petrokimia secara signifikan.
"Proyek petrokimia yang direncanakan Pertamina Group termasuk revamping aromatic dan olefin TPPI ini secara tata waktu akan mendahului dan dapat sejalan dengan arahan presiden terkait pengembangan industri petrokimia," ungkap Tallulembang.
Pada kesempatan kunjungan tersebut, Sugeng Suparwoto memberikan dukungan penuh terhadap proyek strategis Pertamina.
Ia mengatakan, Komisi VII DPR sepakat bahwa proyek Pertamina ini bersifat sangat strategis serta feasible dan proven, baik dari sisi teknis, keekonomian, maupun sisi strategis lainnya dengan memiliki multiplier effect atau efek berganda yang sangat besar guna kepentingan masyarakat luas.
"Komisi VII DPR RI sangat mendukung penuh langkah-langkah percepatan yang dilaksanakan Pertamina agar proyek di TPPI ini tuntas pada 2024. Proyek ini harus jalan, karena di antaranya untuk mengurangi ketergantungan pada impor," katanya.
Sugeng menambahkan, tujuan kunjungan kerja ini adalah memonitor perkembangan TPPI dan melakukan terobosan untuk mencari solusi penyelesaian proyek.
Komisi VII DPR juga mengapresiasi proyek yang akan menelan biaya investasi sekitar Rp 50 triliun tersebut karena telah dari awal dikawal secara ketat oleh Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung dan Bareskrim Polri, sehingga prosesnya dipastikan berjalan secara bersih, transparan, dan sesuai prosedur yang berlaku.
Sejalan, Tutuka Ariadji juga mendukung dan menegaskan bahwa strategi dan kebijakan Pertamina sudah tepat yaitu tidak hanya berfokus kepada pemenuhan BBM, namun juga pengembangan produk petrokimia dengan nilai jual tinggi. Dengan penyelesaian proyek ini, Pertamina yakin dalam waktu dekat akan menjadi pemain besar dalam industri petrokimia di Indonesia.
Selanjutnya: Di balik diskon Pertalite, ternyata harga BBM di negeri tetangga lebih murah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News