Reporter: Bunga Claudya, Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyebut PT Pertamina (Persero) menanggung rugi yang amat besar akibat menanggung beban harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga semester I 2015. Sudirman menyebut Pertamina telah merugi sebesar Rp 12 triliun hingga pertengahan tahun ini.
Sudirman menyebut, dalam dua bulan pertama sejak harga Mean of Platts Singapore (MoPS) menurun, ada surplus sekitar Rp 600 miliar. Tetapi bulan-bulan berikutnya sampai pertengahan tahun harganya mulai naik sehingga membuat Pertamina menderita kerugian.
Untuk itu, pemerintah harus mengompensasi kerugian tersebut kepada Pertamina karena itu hitung-hitungannya harga keekonomian sudah lebih tinggi dari harga yang ditetapkan.
"Dulu sempat harga yang harusnya sudah naik kemudian ditahan karena pemerintah ingin melihat stabilitas dulu. Nah, Pertamina mengalami defisit Rp 12 triliun. Karena itu, di kesempatan penurunan harga minyak dan mudah-mudahan kurs rupiah stabil, saya tidak akan serta-merta menurunkan harga BBM. Tetapi menjaga stabilitas harga supaya ini ada margin yang bisa mengopensasi kerugian Pertamina ini,"ujar Sudirman pada Jumat (24/7).
Kompensasi tersebut sejalan dengan ide untuk dibentuk yang namanya dana stabilitas bbm atau oil fund. Nantinya pemerintah akan memiliki harga batas atas maupun bawah. Kalau di atas harga tertentu pemerintah akan berbicara mengenai kekuranganya kepada Pertamina. Kalau dibawah harga tertentu maka pemerinah akan jaga selisihnya dan diambil sebagai simapanan untuk dana cadangan ketika harga MOPS cukup tinggi.
Sudirman pun menyebut pemerintah saat ini masih mengkaji peraturan yang tepat untuk menetapkan harga BBM yang akan dievaluasi pada November 2015 nanti sebelum nantinya sebelum membentuk kebijakan permanen yang terbaik dalam menentukan harga BBM.
"November saya akan menyimpulkan sebetulnya yang terbaik itu kita tinjau berapa bulan sekali. Sekarang tiap bulan ditinjau yang perlu dinaikan-naikan kalau perlu turun, turun. Tetapi menghadapi harga yang sekarang yang sedang turun. Kesimpulan saya sekarang harga tetap saja begitu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News