Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Pertamina terus menggenjot produksi bahan kimia berupa slack wax yang dihasilkan dari Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah. Tahun ini, perusahaan menargetkan produksi slack wax sebesar 28.500 ton.
Ali Mundakir, Vice President Communications Pertamina mengatakan, sebagian besar produksi slack wax atau sekitar 65% ditujukan untuk pasar ekspor, sisanya untuk memenuhi kebutuhan domestik. "Kami mengharapkan bisnis slack wax ini dapat menghasilkan pendapatan sebesar US$26,98 juta atau sekitar Rp 261 miliar di tahun ini," kata dia, Rabu (1/5).
Slack wax adalah campuran dari minyak dan wax atawa produk yang dihasilkan dari minyak pelumas. Produk yang diproses di Kilang IV Cilacap. Produk ini memiliki beberapa grade, yakni light machine oil (LMO), spindle oil (SPO), deasphalting oil (DSO), dan medium machine oil (MMO).
Ali menjelaskan, slack wax selama ini banyak digunakan sebagai bahan dasar dalam industri pabrik korek api, semir sepatu, tinta cetak, lilin dan kosmetik. “Saat ini kebutuhan slack wax untuk bahan baku industri di domestik belum sebesar ekspor. Namun, kami yakin kebutuhannya tersebut akan terus meningkat,” tuturnya.
Pada pertengahan April silam, Pertamina berhasil melakukan penjualan ekspor perdana slack wax MMO sebesar 400 ton ke Korea Selatan, dan ditargetkan akan diekspor secara rutin di bulan-bulan mendatang.
Sementara itu, jenis slack wax lainnya juga telah diekspor seperti ke India, Malaysia, Singapura, China, dan Belanda. Adapun potensi produksi slack wax dari Kilang VI Cilacap mencapai 3.700 ton per bulan atawa 44.400 ton per tahun. "Tahun ini, kami menargetkan produksi maupun penjualan slack wax pada tahun ini sebesar 28.500 ton," kata Ali.
Sekadar informasi, Refinery Unit IV Cilacap memiliki dua unit kilang minyak dengan masing-masing berkapasitas 118.000 barel per hari (bph), dan 230.000 bph. Selain itu, Pertamina satu unit kilang paraxylene yang memproduksi bahan kimia dan produk petrokimia dengan kapasitas 101.000 ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News