kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertamina targetkan pembangunan 3.000 outlet Bright Store hingga 2025


Rabu, 12 Agustus 2020 / 14:23 WIB
Pertamina targetkan pembangunan 3.000 outlet Bright Store hingga 2025
ILUSTRASI. Pertamina menargetkan pembangunan 3.000 outlet Bright Store hingga tahun 2025 mendatang.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) berkeinginan mengembangkan Bright Store sebanyak 3.000 outlet hingga tahun 2025 mendatang. Hal ini untuk mendongkrak pendapatan tambahan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik Pertamina.

Sebagai catatan, Pertamina telah membuka 10 new Bright Store dengan konsep baru dan fasilitas yang lebih modern di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, serta Semarang. Dengan begitu, saat ini Pertamina telah memiliki 190 outlet Bright Store di seluruh Indonesia.

Direktur Utama Pertamina Retail Iin Febrian menyebut, pengembangan Bright Store perlu dilakukan sejalan dengan jumlah SPBU Pertamina yang sudah mencapai kisaran 7.000 unit. Ia mengaku, seluruh outlet Bright Store yang ada saat ini murni dikelola sendiri oleh Pertamina.

Baca Juga: Merespons perubahan perilaku konsumen, Pertamina hadirkan 10 New Bright Store

Untuk mendorong penambahan jumlah outlet Bright Store secara masif, Pertamina tentu tidak bisa bekerja sendiri. Perusahaan ini akan menyediakan skema kemitraan yang memungkinkan badan usaha atau kelompok masyarakat bisa ikut membangun dan mengelola Bright Store.

Namun, Iin belum bisa menjelaskan secara detail skema kemitraan pengelolaan Bright Store tersebut. Yang jelas, Pertamina akan segera melakukan sosialiasi terkait hal itu kepada masyarakat dan mitra strategis.

Dia menambahkan, Bright Store yang hendak dibangun bentuknya akan menyesuaikan luas area SPBU. “Tentu semakin besar akan semakin lengkap fasilitasnya,” kata Iin dalam jumpa pers virtual, Rabu (12/8).

Lebih lanjut, keberadaan Bright Store ditujukan untuk memaksimalkan pendapatan non-BBM di SPBU milik Pertamina. Selama ini, pendapatan SPBU sangat didominasi oleh bisnis BBM atau LPG, sedangkan kontribusi bisnis non-BBM relatif kecil atau sekitar 3%--4%.

Padahal, idealnya porsi pendapatan non-BBM di suatu SPBU bisa berada di kisaran 30%. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pertamina.

“Sampai tahun 2025, kami harapkan 30% pendapatan SPBU berasal dari bisnis non-fuel. Ini bisa tercapai melalui pengembangan Bright Store secara agresif,” ungkap Iin.

Peluang Pertamina untuk mengoptimalisasi Bright Store cukup besar. Ini mengingat Bright Store berada di SPBU yang lokasinya strategis dan kerap dikunjungi banyak orang walau di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Masuki semester II-2020, Pertamina baru merealisasikan 5 titik BBM satu harga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×