kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.442   107,00   0,66%
  • IDX 7.936   30,42   0,38%
  • KOMPAS100 1.106   -3,16   -0,28%
  • LQ45 813   -4,14   -0,51%
  • ISSI 266   0,45   0,17%
  • IDX30 421   -2,53   -0,60%
  • IDXHIDIV20 488   -3,70   -0,75%
  • IDX80 123   -0,68   -0,55%
  • IDXV30 131   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 136   -1,35   -0,98%

Pertamina Ungkap Garuda Indonesia Bakal Gunakan Avtur dari Minyak Jelantah


Rabu, 27 Agustus 2025 / 19:12 WIB
Pertamina Ungkap Garuda Indonesia Bakal Gunakan Avtur dari Minyak Jelantah
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Djalaluddin, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Minggu (8/12/2024). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin. Pertamina mengungkapkan Garuda Indonesia menunjukkan minat untuk menggunakan avtur ramah lingkungan berbahan baku minyak jelantah.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - CILACAP. PT Pertamina (Persero) mengungkapkan maskapai penerbangan nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menunjukkan minat untuk menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau avtur ramah lingkungan berbahan baku minyak jelantah.

Komisaris Utama Independen Pertamina, Mochammad Iriawan mengatakan, komunikasi dengan Garuda sudah dilakukan, seiring keberhasilan uji coba penerbangan Pelita Air rute Jakarta–Denpasar menggunakan SAF.

“Sudah ada beberapa maskapai penerbangan yang berkomunikasi dengan Dirut Pelita Air, termasuk Garuda,” ujar Iriawan atau Iwan dalam di Kilang Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (27/8).

Iwan menekankan, pengembangan SAF berbahan minyak jelantah merupakan langkah Pertamina dalam agenda dekarbonisasi sektor energi. Untuk memastikan ketersediaan bahan baku, Pertamina menambah titik pengumpulan minyak jelantah di SPBU. Saat ini, sudah ada 35 SPBU yang menampung minyak jelantah dari masyarakat, dan jumlah tersebut akan terus diperluas.

Baca Juga: Bangun Pabrik Hidrogen Peroksida, SGER Teken Perjanjian Kredit Senilai Rp 600 Miliar

Sementara itu, VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan Garuda sebelumnya juga telah melakukan uji coba avtur ramah lingkungan dari minyak sawit. Menurutnya, peluang pemanfaatan SAF akan semakin besar jika pemerintah menetapkan regulasi kewajiban pencampuran bahan bakar ramah lingkungan sesuai standar internasional.

“Nanti kami tunggu, kalau pemerintah mulai mengikuti regulasi internasional, misalnya sudah ada kewajiban sekian persen di SAF (avtur ramah lingkungan), tentu itu akan menjadi peluang juga untuk Pertamina sebagai pemasok utama SAF,” kata Fadjar. 

Sebelumnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) resmi melakukan lifting/pengiriman perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku campuran Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.

Pengiriman perdana ini setelah melalui rangkaian pengujian standar kualitas di laboratorium PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap dan Lemigas.

Direktur Utama KPI Taufik Adityawarman mengungkapkan, pengiriman perdana ini dilakukan dalam rangka penerbangan Pertamina SAF berbahan baku minyak jelantah yang akan mulai dilaksanaan pertengahan Agustus ini dengan menggunakan pesawat Pelita Air Services dengan rute Jakarta - Denpasar. Sekitar 32 kilo liter Pertamina SAF dari Kilang Cilacap disiapkan untuk penerbangan tersebut.

“Proyek Green Refinery Cilacap ini merupakan langkah strategis untuk mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon hingga 84% lebih rendah dibandingkan avtur fosil,” jelas Taufik dalam keterangan resmi, Selasa (12/8).

Selain itu, minyak jelantah yang digunakan telah diuji secara menyeluruh, kemudian diproses di Green Refinery Cilacap pada Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT). Proses produksi dilakukan dengan teknologi Co-Processing UCO yaitu menggunakan Katalis Merah Putih hasil yang merupakan hasil formulasi dan produksi dalam negeri.

Produk Pertamina SAF juga telah memenuhi standar internasional ASTM D1655 dan DefStan 91-091. Pencapaian ini menjadikan Pertamina SAF sebagai produk SAF pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang bersertifikat resmi.

Untuk tahap awal, kapasitas produksi ditargetkan sebesar 9 metric barrel dengan komposisi 2–3% UCO. Selanjutnya KPI juga akan melakukan pengiriman dengan menggunakan kapal sebanyak 1,7 juta liter dengan tujuan Bandara Soekarno Hatta Jakarta.

Produksi Pertamina SAF berbahan baku ini juga menjadi kelanjutan  KPI dalam memproduksi bahan bakar pesawat ramah lingkungan. Sebelumnya KPI telah memproduksi Pertamina SAF berbahan baku Refined, Bleached, and Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) atau minyak inti sawit.

SAF berbasis RBDKO ini telah diproduksi dan digunakan pada uji terbang yang dilakukan pada tahun 2021 dan 2023. Uji terbang pada tahun 2023 dilakukan dengan menggandeng maskapai penerbangan komersil Garuda Indonesia dengan rute Jakarta - Solo pulang pergi.

Adapun, produksi Pertamina SAF didukung penuh oleh Pertamina Group dengan membentuk ekosistem SAF yang melibatkan lintas perusahaan, yaitu PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Pertamina Patra Niaga, dan Pelita Air Services.

Baca Juga: Pemerintah Akan Perkuat Investasi di Riset dan Teknologi untuk Dongkrak Hilirisasi

Selanjutnya: Bangun Pabrik Hidrogen Peroksida, SGER Teken Perjanjian Kredit Senilai Rp 600 Miliar

Menarik Dibaca: Dukung UMKM Indonesia jangkau Pasar Global, Alibaba.com Luncurkan Guarantee Package

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×