Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey mengatakan bahwa pertumbuhan bisnis ritel pada kuartal ketiga tahun 2024 akan cukup menantang.
Sebelumnya, Roy menyebutkan bahwa ekspektasi pertumbuhan ritel pada kuartal kedua tahun ini mencapai 4,9%. Namun, hingga akhir Juni 2024, peningkatan hanya mencapai 4,7%-4,8%.
"Untuk kuartal ketiga lebih menantang, kita tidak pernah bilang akan turun. Kalau pengusaha bilang turun berarti kita mau berhenti berusaha. Ke depannya kita berharap bagus, walaupun dengan segala tantangan," ungkapnya kepada Kontan beberapa waktu lalu.
Tantangan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama berkaitan dengan keputusan konsumen untuk membelanjakan uang mereka. Ia mencontohkan, kenaikan Bank Indonesia (BI) Rate akan berdampak pada kenaikan suku bunga sehingga pengeluaran masyarakat, terutama yang memiliki cicilan, akan semakin besar.
Baca Juga: Bos Ritel Ungkap Efek Pelemahan Rupiah Terhadap Industri di Kuartal II-2024
"Makanya perlu mitigasi untuk seluruh lapisan masyarakat secara sosial ekonomi. Kita berharap ada mitigasi dan BI Rate bisa turun sehingga suku bunga bisa dikoreksi lagi. Kita berharap pertumbuhan ritel di kuartal ketiga bisa mencapai 4,7%-4,8%. Jangan sampai lebih rendah dari tahun lalu," ungkapnya.
Di sisi lain, Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart), sekaligus Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aprindo, Solihin mengatakan bahwa meskipun ada peningkatan, pertumbuhan akan berbeda-beda di setiap peritel.
"Format ritel kan beragam, pasti ada yang berkembang dan sebagainya. Jika ada kenaikan, itu berasal dari dua faktor. Pertama, same store mengalami kenaikan pada kuartal ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kedua, karena adanya ekspansi dari peritel, ini juga akan memberikan kontribusi kenaikan," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News