kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan ekonomi digital turut menopang bisnis emiten pergudangan


Minggu, 18 April 2021 / 17:06 WIB
Pertumbuhan ekonomi digital turut menopang bisnis emiten pergudangan
ILUSTRASI. Pren perdagangan digital menjadi katalis positif bagi bisnis logistik dan pergudangan.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Adapun, tenant dari segmen e-commerce sendiri menyumbang sekitar 25% dari okupansi gudang MMLP. Kendati demikian, Asa menekankan bisnis pergudangan erat kaitannya dengan kondisi ekonomi.

"Kami berharap kondisi ekonomi dapat membaik pasca pandemi tahun 2021 dan mendorong aktivitas bisnis dapat berjalan lebih baik sehingga dapat menciptakan demand atas space pergudangan," sebut Asa.

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) juga melihat e-commerce sebagai prospek yang menjanjikan. Namun untuk saat ini, Vice President of Investor Relations & Corporate Communications SSIA Erlin Budiman menyebut, tenant dari e-commerce belum menopang keterisian gudang SSIA.

Alasannya, gudang SLP Karawang yang berlokasi di Suryacipta City of Industry masih dinilai jauh dari pusat market e-commerce di daerah sekitaran Jakarta. "Untuk e-commerce saat ini lokasi yang dicari oleh pelanggan masih daerah sekitaran Jakarta, Bekasi supaya jarak dekat dengan customers," kata Erlin.

Meski begitu, Erlin yakin, pertumbuhan e-commerce di tahun-tahun mendatang bakal memberikan kontribusi positif terhadap bisnis pergudangan SSIA. "Kami melihat ke depannya sangat banyak peluang untuk sektor ini. Kami terus berusaha menangkap peluang," ujar Erlin.

Baca Juga: Kemenkeu catat ada tiga sektor usaha yang telah memasuki zona positif

Emiten properti PT Intiland Development Tbk (DILD) juga memiliki bisnis pergudangan lewat proyek pengembangan Aeropolis di dekat Bandara Soekarno Hatta dan di Ngoro Industrial Park, Mojokerto. Sekretaris Perusahaan DILD Theresia Rustandi mengatakan, sejak akhir tahun lalu, bisnis pergudangan DILD mengalami tren kenaikan permintaan meski belum pulih seperti sebelum pandemi.

Namun saat ini bisnis pergudangan masih dalam kategori segmen pengembangan mixed use sehingga belum memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan. Mengenai ekonomi digital, Theresia lebih menyoroti strategi pemasaran DILD untuk meningkatkan penjualan.

Untuk melengkapi strategi konvensional, DILD bakal memperkuat pemasaran digital, termasuk untuk produk pergudangan. "Pemasaran digital cukup efektif untuk mendapatkan potential leads dan pejualan. Dengan cara tersebut kami bisa menjangkau potensi pasar lebih luas, lebih mudah, dan lebih sesuai target konsumen," pungkas Theresia.

Baca Juga: Ekonomi digital di Indonesia tumbuh subur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×