kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.777.000   23.000   1,31%
  • USD/IDR 16.870   0,00   0,00%
  • IDX 5.968   -28,15   -0,47%
  • KOMPAS100 844   -3,39   -0,40%
  • LQ45 669   1,60   0,24%
  • ISSI 186   -0,64   -0,35%
  • IDX30 353   0,28   0,08%
  • IDXHIDIV20 432   5,08   1,19%
  • IDX80 96   -0,04   -0,04%
  • IDXV30 101   -0,42   -0,41%
  • IDXQ30 118   1,53   1,32%

Pertumbuhan industri makanan dan minuman terhambat selama pandemi corona


Senin, 21 September 2020 / 17:41 WIB
Pertumbuhan industri makanan dan minuman terhambat selama pandemi corona
ILUSTRASI. Pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) terhambat selama pandemi corona (Covid-19) berlangsung.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memproyeksikan pertumbuhan industri mamin tak seperti tahun-tahun sebelumnya yang biasanya berkisar 8%. Adhi Lukman, Ketua Gapmmi mengatakan, kemungkinan industri mamin memperoleh pertumbuhan setidaknya 2%-3% dibandingkan tahun lalu.

Potensi yang ada datang dari stimulus pemerintah kepada masyarakat dengan pemberian bantuan langsung tunai, insentif pekerja dan bantuan lainnya. "Diharapkan program bantuan sosial pemerintah dapat mendorong daya beli masyarakat yang pada akhirnya menguatkan serapan produk mamin di pasar ritel," kata Adhi

Terkait pembatasan sosial alias PSBB, di periode pertama yakni bulan April penjualan mamin ditingkat ritel diakui Gapmmi anjlok. Adapun PSBB kali ini diperkirakan penurunannya tidak setajam PSBB tahap pertama. Saat itu, tidak hanya DKI Jakarta saja yang melakukan PSBB namun diikuti oleh berbagai provinsi.

Masalahnya Jakarta diperkirakan menyumbang hampir 40% penjualan mamin ritel nasional tiap tahunnya. Jadi, pemberlakukan PSBB di Jakarta sangat signifikan bagi kinerja industri ini. "Untuk itulah kami berharap tidak diperpanjang lagi PSBB ini," kata Adhi.

Selanjutnya: Garudafood (GOOD) membidik kelas menengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×