kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan katering mulai Incar pasar non-tambang


Selasa, 06 Juni 2017 / 09:50 WIB
Perusahaan katering mulai Incar pasar non-tambang


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Para pebisnis katering tahun ini menatap positif bisnis jasa katering. Salah satu penyebab adalah kenaikan harga komoditas tambang. Maklum salah satu pelanggan utama perusahaan ini adalah perusahaan pertambangan.

PT Island Concept Indonesia Tbk, sebagai contoh. Menurut Dodi Prawira, Direktur Utama Island Concept Indonesia, pihaknya menargetkan bisa mendapat kontrak katering anyar dari area tambang terpencil (remote area) serta lepas pantai (offshore).

Apalagi tahun lalu, pendapatan katering emiten berkode ICON di Bursa Efek Indonesia ini terpangkas sampai 50,6%, tinggal Rp 60,4 miliar, akibat bisnis migas yang lesu. "Kami tidak mendapat kontrak baru sama sekali (tahun lalu)," tuturnya, kepada KONTAN, akhir pekan lalu (2/6).

Sayang, Dodi tidak merinci klien yang menjadi incaran. Namun ia optimistis, bisa mendapatkan klien tersebut yang berasal dari perusahaan tambang. Pihaknya tahun ini sudah menurunkan margin keuntungan yang biasanya dipatok antara 8%-9%, kini menjadi 6% saja.

Langkah ini sebagai antisipasi persaingan yang mulai sengit di bisnis katering, terutama untuk klien perusahaan. Makanya, Dodi tidak mematok pertumbuhan bisnis yang tinggi tahun ini. Tapi cukup 10%.

Saat ini, Island Concept masih melayani bisnis katering di 15 lokasi tambang area terpencil dan lepas pantai. Menurut Dodi, pihaknya sementara ini tidak akan melakukan ekspansi bisnis di luar perusahaan tambang.

Sedangkan PT Cardig Aero Service, lewat anak usaha PT Purantara Mitra Angkasa Dua, berani mematok target pertumbuhan bisnis katering tahun ini antara 15% sampai 20% dibandingkan pendapatan tahun lalu ,yang tercatat sekitar Rp 331,3 miliar.

Sama seperti Island Concept, perusahaan ini masih fokus di klien perusahaan tambang. "Fokus kami tahun ini mempertahankan klien yang ada di area remote," tukas Edison Manalu, Direktur Utama PT Purantara Mitra Angkasa Dua kepada KONTAN, (2/6).

Sejauh ini, Purantara sudah melayani katering perusahaan tambang di tujuh area. Semuanya berada di Kalimantan.

Tapi bedanya, perusahaan ini mulai mengembangkan bisnis katering di area perkotaan (in town). Rupanya, sejak harga komoditas tambang turun, Purantara mulai ekspansi ke klien non-tambang sejak tahun 2015. Secara perlahan ekspansi ke bisnis non tambang mulai terlihat.

Bila tahun lalu Purantara baru sanggup mendapatkan dua klien saja, saat ini jumlahnya sudah mencapai sembilan perusahaan. Di antaranya adalah Toyota, HSBC, Citibank. Holcim, Rumahsakit Polri dan Rumahsakit Royal Progres.

Ekspansi bisnis ini ternyata membuahkan hasil. Porsi pendapatan katering di area perkotaan tahun lalu tercatat masih sekitar 10% dari total pendapatan. Maka saat ini kontribusinya sudah mencapai 30%. Melihat hasi lini, Purantara menargetkan, porsi pendapatan katering area perkotaan bisa 60% dalam beberapa tahun ke depan.

Salah satu caranya adalah dengan membangun tiga dapur satelit di daerah yang menjadi lokasi keberadaan para klien. "Tujuannya untuk mempermudah distribusi," tutur Edison.

Tidak tertutup kemungkinan Purantara membangun dapur sentral bila di satu lokasi jumlah klien mereka semakin banyak.

Tak mau ketinggalan, ISS Indonesia juga mulai ekspansi ke perusahaan non tambang seperti Purantara. Menurut Bendady Hindom Pramono, EVP-Head of Regional Management ISS Indonesia, pihaknya sengaja menyasar ke sektor perkotaan atau industri non pertambangan sejak tahun lalu.

Maklum, biasanya an perusahaan di kawasan industri belum memiliki dapur yang lengkap bagi para karyawan. "Di program ini kami punya city catering service," katanya ke KONTAN.

Sayang, Bendady tidak merinci perusahaan yang menjadi klien perusahaan ini. Begitu pula perusahaan tambang yang memesan katering dari ISS Indonesia. Yang jelas, bisnis katering di pasar domestik sejauh ini masih prospektif. "Pertumbuhannya positif," ujar Bendady.

Saat ini, ISS Catering sudah punya dapur sentral (central kitchen) di area Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Bendady mengklaim, dapur tersebut sudah memenuhi keamanan makanan. Dari dapur inilah ISS memasok beragam menu makanan ke 11 perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×