Reporter: Handoyo, Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Investasi sawit di dalam negeri masih menarik bagi investor asing asal Malaysia. Nor Hazlan Abdul Mutalib, Sekretaris Jenderal Persatuan Pelabur Perkebunan Malaysia di Indonesia atau Association of Plantation Investors of Malaysia in Indonesia (Apimi) mengatakan saat ini ada tiga perusahaan Malaysia berencana masuk Indonesia dengan membeli lahan sawit di Kalimantan.
"Masing-masing perusahaan akan membeli lahan seluas 10.000 hektare (ha)," kata Hazlan, Rabu (23/10). Namun Hazlan enggan menyebutkan nama ketiga perusahaan Malaysia tersebut, juga kebun perusahaan apa yang akan mereka beli.
Seperti diketahui, Menteri Pertanian baru saja mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/2013. Dalam beleid tersebut diatur soal pembatasan lahan sawit seluas 100.000 hektare (ha) untuk setiap grup perusahaan.
Hazlan mengatakan kebijakan tersebut telah membuat beberapa perusahaan besar asal Malaysia akan mengalihkan investasinya ke negara lain seperti Afrika, Vietnam dan Myanmar. Selama ini, banyak investor Malaysia berinvestasi sawit di Indonesia.
Pengalihan investasi ini, kata Hazlan, terjadi pada perusahaan Malaysia yang luas areal lahannya sudah melewati batas lahan yang ditetapkan peraturan tersebut.
"Kesamaan sosial dan budaya masih ada perusahaan Malaysia yang mau investasi meski skala kecil," kata Hazlan. Perusahaan tersebut utamanya yang memiliki luasan sekitar 10.000 ha-20.000 ha.
Saat ini jumlah perusahaan perkebunan asal Malaysia yang berada di Indonesia yang masuk dalam keanggotaan Apimi mencapai 18 perusahaan. Dari jumlah tersebut, luas lahan yang dimiliki mencapai kurang lebih 1 juta ha. Sekitar 80%nya sudah ditanami oleh sawit. Masih ada 200.000 ha lagi yang belum tertanam.
Joefly J. Bahroeny, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) bilang pembatasan areal kebun sawit tak hanya membuat investor asing mundur melainkan perusahaan di dalam negeri akan lari ke negara lain untuk investasi seperti Vietnam, Papua Nugini dan negara-negara di Afrika serta Amerika Latin.
"Kebijakan ini akan mendorong investasi ke sana (luar negeri)," ujar Joefly J. Bahroeny, Ketua umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News