Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Perusahaan betok pracetak terus mempersiapkan diri menyambut tahun 2017. Sejumlah produsen precast siap menambah kapasitas produksi mereka karena potensi pasar pracetak masih besar mengingat masih gencarnya pemerintah melanjutkan pembangunan infrastruktur.
PT Wika Beton Tbk misalnya tengah memproses perizinan pembangunan pabrik berkapasitas 250.000 ton - 300.000 ton per tahun di Subang, Jawa Barat di atas lahan 30 hektare (ha). Pabrik ini diharapkan akan menambah kapasitas produksi mereka yang saat ini 2,6 juta ton per tahun.
Puji Haryadi, Sekretaris Perusahaan Wika Beton mengatakan segala proses perizinan pabrik tersebut diharapkan rampung awal Desember mendatang dan bisa berproduksi semester I tahun depan. "Ini nantinya akan memproduksi pracetak girder," katanya pada KONTAN, Minggu (13/11).
Selain itu, emiten berkode WTON ini akan melakukan tambahan kapasitas produksi juga tahun depan lewat pembangunan mobile plant di Sulawesi Utara berkapasitas 100.000 ton per tahun. Ini merupakan pabrik yang dibangun hanya untuk melayani satu proyek saja dan peralatannya bisa dipindahkan jika proyek sudah berakhir.
Sementara jika proyek yang diperoleh perusahaan semakin besar dan kebutuhan pracetak semakin meningkat, WTON juga berencana menambah kapasitas produksi di pabrik yang telah berjalan.
Tak ketinggalan anak usaha PTPP yakni PT PP Pracetak juga siap melakukan ekspansi tahun depan. Maklum potensi proyek yang bisa digarap cukup besar seiring dengan transisi bisnis yang mereka lakukan dari perusahaan penyuplai beton pracetak menjadi fokus menjadi kontraktor untuk high rise building yang khusus menggunakan pracetak.
Agus Kana, Sekretaris Perusahaan PTPP mengatakan, sejak dua bulan lalu, PP Pracetak sudah mulai beralih sebagai kontraktor dana sudah membangun tiga proyek gedung milik swasta. "Perubahan fokus ini untuk mendukung program pemerintah dalam pengadaan 1 juta rumah," katanya pada KONTAN.
Saat ini, PP Pracetak telah menandatangani kerja sama dengan berbagai perusahaan BUMN dalam pembangunan proyek high rise building seperti dengan Jiwasraya, Jakarta Propertindo, BPJS dan lain-lain. Menurut Agus dalam dua bulan ke depan, pihaknya akan mulai melakukan pembangunan proyek-proyek tersebut.
Meskipun mereka sudah mulai beralih menjadi kontraktor, PP pracetak tidak meninggalkan bisnis intinya sebagai produsen dan supplier beton pracetak. Namun untuk saat ini mereka hanya fokus melayani proyek yang digarap grup PTPP dan belum menyasar proyek eksternal. "Pasar internal saja masih sangat besar," ujar Agus.
Saat ini kapasitas produksi PP Pracetak baru sekitar 540 ton per tahun ini. Ini diproduksi dari dua pabrik permanen di Wonosari berkapasitas 180.000 ton dan di Sadang 160.000 ton serta dua pabrik mobile di Lampung dan Medang berkapasitas masing-masing 120.000 ton per tahun.
Tahun depan, PP Pracetak berencana menambah tiga mobile plant untuk menyuplai beton pracetak untuk tiga proyek tol yang dimiliki PTPP yakni Balikpapan-Samarinda, Menado-Bitung dan Pandaan-Malang. Kapasitas masing-masing sekitar 120.000 ton per tahun ini. Pembangunan pabrik akan dilakukan sejalan dengan progres pembebasan lahan di proyek tersebut.
Adapun PT Waskita Beton Precast Tbk berencana membangun pabrik di Sumatera bagian Utara dan Kalimantan untuk menjawab kebutuhan pracetak proyek infrastruktur yang sudah diperoleh perusahaan tahun ini. Saat ini, mereka tercatat sudah banyak mengantongi proyek pembangunan jalan tol.
Sayang manajemen perusahaan tak merinci kapasitas produksi pabrik baru tersebut. Ekspansi tersebut ditaksir akan menelan investasi sebesar Rp 1,1 triliun yang akan dibiayai dari dana IPO dan pinjaman perbankan. Kedua pabrik itu diharapkan akan rampung pada semester II tahun depan dan akan dipakai untuk menyuplai kebutuhan pracetak di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Saat ini, perusahaan yang nangkring di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode WSBP ini memiliki kapasitas produksi 2,3 juta ton per tahun. Hingga akhir tahun, nereka membidik kapasitas produksi 2,6 juta ton per tahun. Untuk mencapai itu, tengah dibangun dua pabrik yakni di Klaten Jawa Tengah berkapasitas 100.000 ton dan di Palembang dengan kapasitas kapasitas 250.000 ton per tahun dan diharapkan mulai berproduksi awal Desember mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News