kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan Wilmar Group lakukan konservasi burung pemangsa di Kalimantan


Rabu, 02 September 2020 / 16:12 WIB
Perusahaan Wilmar Group lakukan konservasi burung pemangsa di Kalimantan
ILUSTRASI. Satu dari dua ekor burung rangkong bertengger di pohon saat di kembalikan ke habitatnya oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di kawasan hutan KM-37 Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, Selasa (23/10/2018). Kawasan Indonesia terdapat


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Mentaya Sawit Mas (MSM), Wilmar Group melakukan sejumlah upaya konservasi burung pemangsa (raptor) di kawasan high conservation value (HCV/ konservasi bernilai tinggi) yang berada di area perkebunan tersebut.

Kawasan perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Kalimantan Tengah tersebut saat ini menjadi rumah bagi 16 spesies burung pemangsa atau 55% dari total jumlah spesies tersebut di Pulau Kalimantan (termasuk Brunei Darussalam dan Malaysia).

Senior Assistant Conservation Indonesia Wilmar International, Surya Purnama, mengatakan, area konservasi seluas sekitar 4.000 hektare (ha) tersebut telah diidentifikasi melalui penilaian area bernilai konservasi tinggi (NKT) yang dilakukan sebelum pembukaan kebun. Termasuk melalui konsultasi publik.

Baca Juga: Produksi CPO Wilmar akan naik 81%

Dari hasil penilaian para ahli, perusahaan memperoleh rekomendasi untuk melakukan konservasi pada area-area yang diidentifikasi. Para ahli juga memberikan rekomendasi untuk pengelolaan dan monitoring.

“Penilaian area-area NKT  terdiri dari area-area yang mempunyai nilai, seperti fungsi habitat, fungsi jasa ekosistem, ekosistem unik/langka, hingga area dengan fungsi sosial budaya masyarakat setempat,” kata Surya melalui keterangan resmi, Rabu (2/9).

Dia menjelaskan, burung pemangsa umum ditemukan di perkebunan kelapa sawit karena banyak tersedia mangsa, seperti tikus dan ular, yang merupakan mangsa bagi Elang tikus (Elanus Caeruleus) dan Elang-ular Bido (Spilornis Cheela).

Dalam catatan tim konservasi, pernah dijumpai 14 ekor Elang Tikus dalam satu lokasi. “Ini merupakan salah satu rekor, karena biasanya Elang Tikus hanya berkumpul antara 4 – 6 ekor dalam satu tempat,” tutur dia.

Pihaknya telah melaksanakan beberapa program demi menjaga kelangsungan burung pemangsa yang berada di PT MSM. Diantaranya, melakukan pengelolaan dan pemantauan secara rutin kawasan konservasi, sosialisasi kepada staf dan karyawan perusahaan, termasuk penelitian mengenai penggunaan habitat dan perilaku beberapa jenis burung pemangsa.

Baca Juga: Update saham dividen! Cek 16 emiten yang tetapkan cum dividen sepekan ke depan

Keberadaan burung pemangsa juga dapat dimanfaatkan sebagai predator alami bagi hama perkebunan sawit. Contohnya, Elang Tikus dan Elang-Ular Bido dapat memangsa tikus, sedangkan Alap-Alap Capung (Microcierax Fringillarius) memangsa dan mengontrol serangga.

Perusahaan juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelestarian burung pemangsa melalui sosialisasi.   Sebab, burung pemangsa tersebut menghadapi sejumlah ancaman, antara lain kebakaran lahan dan hutan serta pembukaan kawasan konservasi untuk tambang.

“Masyarakat perlu dilibatkan dalam upaya konservasi, seperti rehabilitasi hutan dan sosialisasi intensif melalui pertemuan formal dan informal,” kata Surya.

Dia menjelaskan, area perkebunan ini menjadi salah satu lintasan jalur migrasi burung pemangsa dari belahan bumi utara menuju belahan bumi selatan, yaitu East Asian Australasia Flyway. Jenis burung pemangsa migran yang dijumpai di areal rekebunan adalah Elang-Alap Nipon (Accipiter gularis) dan Sikep-Madu Asia (Pernis ptilorhynchus).

Dari seluruh temuan, keberadaan jenis Baza Jerdon (Aviceda jerdoni) merupakan jenis paling unik, karena ditemukan sedang bersarang di kawasan konservasi PT MSM pada 2012.

“Awalnya tim mengira sebagai Elang-Alap Jambul (Accipiter trivirgatus) karena sangat sangat mirip. Tetapi setelah diperhatikan detil, termasuk foto dokumentasinya dan diskusi dengan ahli raptor, jenis tersebut adalah Baza Jerdon,” ujar dia.  

Baca Juga: Industri pelumas diproyeksikan turun 20% di semester II 2020

Surya menambahkan, temuan jenis sarang tersebut cukup langka di Indonesia. Jenis sarang serupa juga ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh. Sarang itu berada di pohon dengan ketinggian 7 – 20 meter dan dekat dengan jalan utama di hutan primer dengan tipe tanaman Dipterocarpus. Sedangkan di PT MSM, sarang berada di pohon Kempas (Compassia excelsa) dengan ketinggian sekitar 15 meter.

Species burung pemangsa yang ditemukan di HCV PT MSM:

No

Nama Ilmiah

Nama Indonesia

Nama Inggris

1

Circus cyaneus

Elang-rawakelabu

Hen Harrie

2

Avicedajerdoni (Blyth, 1842)

Bazajerdon

Jerdon'sBaza

3

Pernisptilorhynchus (Temminck, 1821)

Sikep-maduasia

Oriental Honey-buzzard

4

Elanuscaeruleus (Desfontaines, 1789)

Elangtikus

Black-winged Kite

5

Haliasturindus (Boddaert, 1783)

Elangbondol

Brahminy Kite

6

Lophotriorchiskienerii

Elangperut-karat

Rufous-bellied Eagle

7

Ichthyophagahumilis (S. Müller & Schlegel, 1841)

Elang-ikankecil

Lesser Fish-eagle

8

Icthyophagaichthyaetus

Elang-ikankepala-kelabu

Grey-headed Fish-eagle

9

Spilornischeela (Latham, 1790)

Elang-ularbido

Crested Serpent-eagle

10

Accipiter trivirgatus (Temminck, 1824)

Elang-alapjambul

Crested Goshawk

11

Accipiter gularis (Temminck& Schlegel, 1844)

Elang-alapnipon

Japanese Sparrow-hawk

12

Tyto alba Scopoli, 1769

Serakjawa

Common Barn Owl

13

Nisaetuscirrhatus

Elangbrontok

Changeable Hawk-eagle

14

Microhieraxfringillarius (Drapiez, 1824)

Alap-alapcapung

Black-thighed Falconet

15

Macheiramphusalcinus

Elangkelelawar

Bat Hawk

16

Falco peregrinus Tunstall, 1771

Alap-alapkawah

Peregrine Falcon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×