kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peta Jalan Sawit Berkelanjutan Dirilis, Ini Harapan Petani Aceh


Kamis, 23 November 2023 / 09:48 WIB
Peta Jalan Sawit Berkelanjutan Dirilis, Ini Harapan Petani Aceh
ILUSTRASI. Kepala BPSDMI Masrokhan menegaskan, SMK-SMTI Banda Aceh juga berperan sebagai pusat inovasi teknologi untuk mendukung pengembangan produk industri pengolahan kelapa sawit.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Provinsi Aceh meluncurkan roadmap atau Peta Jalan Kelapa Sawit Berkelanjutan (KSB) 2023-2045 dan Rencana Aksi Daerah KSB 2023-2026 pada Rabu (22/11) di Hotel Mulia Senayan, Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut sejumlah kelompok pekebun sawit Aceh dan yang mewakili juga hadir dan bahkan 1 kelompok pekebun dan 4 koperasi sawit pun berhasil menunjukan eksistensi mereka dengan mendapatkan sertifikasi nasional yaitu Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan sertifikasi internasional yaitu Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Baca Juga: Pemprov Aceh Luncurkan Peta Jalan Menuju Sawit Berkelanjutan

Rahmadania selaku internal control system di perkumpulan pekebun sawit Tenggulun Lestari dan sekaligus sebagai pendamping empat koperasi di Kabupaten Aceh Tamiang mengatakan, para petani menaruh harapan besar atas diluncurkannya roadmap ini. 

“Pertama khususnya untuk (perkumpulan) yang sudah dapat sertifikasi ISPO dan RSPO kami berharap dengan adanya roadmap ini, kami bisa mendapatkan kemudahan akses. Mulai dari akses mendapatkan sarana prasarana perkebunan hingga akses terhadap penunjang produksi kelapa sawit petani,” jelas dia saat ditemui Kontan, Rabu (22/11) 

Contohnya adalah kemudahan mendapat pupuk, kemudahan untuk mendapat alat pelindung diri, karena hal-hal tersebut menjadi salah satu poin yang harus dipenuhi dan dipatuhi oleh pekebun kelapa sawit yang sudah meraih sertifikasi tersebut. 

Baca Juga: Dua Dekade RSPO, Tegaskan Kemitraan Untuk 20 Tahun Mendatang

Ia juga berharap, ISPO dari pemerintah Indonesia bisa memberi impact yang sama besarnya dengar RSPO.

“Kami berharap tidak hanya RSPO yang dapat memberikan impact langsung dalam bentuk premium fee tapi ISPO juga bisa memberikan keuntungan untuk para pekebun, karena selama ini ISPO belum bisa kita lihat secara langsung keuntungannya kecuali dari penerapan agrikultural berkelanjutannya,” jelasnya. 

Selain itu, dengan adanya roadmap yang didukung pemerintah Aceh, RSPO dan ISPO Rahmadania berharap petani juga bisa dengan cepat mendapatkan kepastian harga Tandan Buah Segar (TBS). 

“Kami berharap ISPO dan RSPO juga bisa menjamin kepastian harga bagi para petani. Ini memang berkaitan dengan kemudahan akses sarana dan prasarana, contohnya kalau petani bisa langsung menjual TBS mereka ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sehingga memutus rantai pasar yang terlalu panjang dan mendapatkan harga yang lebih baik,” ungkapnya.

Baca Juga: Harga CPO Diramal Terkoreksi pada Akhir Tahun, Ini Alasannya

Sebagai catatan ada lima kelompok pekebun sawit di Aceh Tamiang yang berhasil mendapatkan sertifikat ISPO dan RSPO, mereka terbagi menjadi 1 kelompok pekebun dan 4 koperasi. 

Mereka adalah adalah  Perkumpulan Pekebun Sawit Tenggulun Lestari (Pesatri), Koperasi Produsen Bumi Sawit Tamiang, Koperasi Produsen Palem Lestari Tamiang, Koperasi Produsen Tamiang Sawita Lestari dan Koperasi Produsen Sawit Muda Sedia. 

Keberhasilan ini sekaligus  membuktikan kemampuan  petani swadaya dalam memenuhi  persyaratan sertifikasi internasional sawit  berkelanjutan, ISPO, dan RSPO dan nantinya lima kelompok ini akan menjadi contoh dan diadopsi Pemerintah  Aceh sebagai model untuk diterapkan di 13 Kabupaten lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×