kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Petani khawatir gula rafinasi rembes ke pasar, ini alasannya


Kamis, 20 Desember 2018 / 22:55 WIB
Petani khawatir gula rafinasi rembes ke pasar, ini alasannya
ILUSTRASI. Ilustrasi gula impor - gula rafinasi


Reporter: Denita BR Matondang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petani khawatir kebijakan impor gula kristal rafinasi (GKR) sebesar 2,8 juta ton berdampak pada pasar gula konsumsi. Pasalnya, stok gula untuk kebutuhan industri sepanjang tahun ini masih tersisa.

Impor itu dinilai berlebihan karena produksi gula yang belum terserap dengan baik. Bahkan, stok gula petani hingga saat ini masih tinggi. Padahal, harga terus semakin merosot di angka Rp 9.700 per kg.

"Bulog bilang akan beli gula petani di harga Rp 9.000 per kg sebanyak 600.000 ton, saya tidak yakin karena stok gula di gudang petani masih berlebih," kata Ketua Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis, (20/12).

Soemitro mengatakan bila impor gula GKR masuk ke pasar gula konsumsi serapan produksi gula konsumsi akan terganggu.

Akibatnya, petani merugi. Bahkan, harga gula terpaksa mengikuti harga GKR di angka Rp 8.000. "Ini harus jadi perhatian karena GKR tidak baik untuk dikonsumsi, " ujar dia.

Soemitro bilang beberapa petani belakangan juga telah mengalih fungsikan sebagian lahan tanam menjadi tanam padi. Apalagi, bila impor tetap diputuskan maka tidak menutup kemungkinan lahan perkebunan tebu semakini menipis.

Asal tahu saja, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah tetap mengimpor gula untuk kebutuhan industri tahun depan.

Ia mengatakan, meskipun disebutkan produksi gula tinggi dan stok masih banyak, tapi pihaknya belum mendapatkan kepastian di mana alokasi gula tersebut disimpan dan seperti apa kualitasnya.

"Harga gula memang sedang rendah. Sebenarnya data menunjukkan masih ada stok gula, cuma saya meminta dipertegas di mana saja itu gula berada, Untuk saat ini kami putuskan tidak tidak impor Gula Kristal Putih (GKP). Jadi sekarang itu impor untuk industri saja," kata Darmin, Rabu (19/12).

Direktur Jenderal Industri, Kimia, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemperin) Achmad Sigit Dwiwahjono menambahkan, berdasarkan perhitungan Kemperin, kebutuhan gula industri tahun depan sekitar 2,8 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×