kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   35.000   1,84%
  • USD/IDR 16.295   40,00   0,25%
  • IDX 7.045   -20,25   -0,29%
  • KOMPAS100 1.022   -2,15   -0,21%
  • LQ45 795   -1,03   -0,13%
  • ISSI 224   -0,62   -0,28%
  • IDX30 416   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 491   -2,15   -0,44%
  • IDX80 115   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,37   -0,31%
  • IDXQ30 136   -0,37   -0,27%

Petani protes deregulasi impor cengkeh


Senin, 05 Oktober 2015 / 10:54 WIB
Petani protes deregulasi impor cengkeh


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Petani cengkeh memprotes Kementerian Perdagangan (Kemdag) yang mempermudah ketentuan impor cengkeh. Petani takut jika pelonggaran aturan ini akan membuat harga cengkeh lokal jatuh akibat serbuan cengkeh impor.

I Ketut Budiman, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) mempertanyakan urgensi pembuatan kebijakan ini. Dia bilang, selama ini Indonesia sudah swasembada cengkeh.

Impor cengkeh terakhir terjadi tahun 2012 karena produksi lokal turun sebagai efek anomali cuaca. Sejak tahun 2013 hingga sekarang impor cengkeh tak lagi diperlukan.

Sebagai informasi, Menteri Perdagangan Thomas Lembong telah meneken Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 75/M-DAG/PER/9/2015 tentang Pencabutan Atas Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 528/MPP/KEP/7/2002 tentang Ketentuan Impor Cengkeh. Beleid tersebut  merupakan bagian dari Paket Ekonomi Tahap I yang dirilis  pemerintah pada 9 September 2015.

Kemudahan impor cengkeh memang mencemaskan petani lokal. Sebab, pabrik rokok kretek, penyerap utama cengkeh lokal, bisa memilih cengkeh impor. "Kebijakan itu hanya menguntungkan pabrik rokok tapi merugikan petani," ujar Ketut, akhir pekan lalu.

Ketut bilang harga cengkeh di tingkat petani bisa jatuh sewaktu-waktu akibat adanya kelonggaran impor ini. Saat ini harga cengkeh milik petani sudah menunjukkan penurunan karena pasokan yang lebih besar dari permintaan.

Harga cengkeh di tingkat petani turun ke bawah

Rp 80.000 per kilogram (kg). Padahal, awal tahun ini harganya masih Rp 100.000 per kg.

 Asal tahu saja, Indonesia memproduksi 99.000 ton cengkeh tahun lalu. Produksi tahun ini bisa tumbuh 15%-20% karena panen raya tiga tahun sekali yang jatuh tahun ini, atau menjadi sekitar 120.000 ton.

Namun perlambatan ekonomi yang memaksa pabrik rokok mengurangi produksinya membuat permintaan terhadap cengkeh menurun.

Industri rokok kretek menyerap hingga 90% cengkeh lokal. Sementara sekitar 10%  selebihnya diserap industri makanan dan farmasi.

Sebelumnya, Menteri Thomas mengatakan deregulasi aturan ketentuan impor cengkeh ini bertujuan untuk mengantisipasi kekeringan yang mengancam produksi cengkeh lokal. Cara ini juga mengakomodasi eksperimen industri untuk menjajal keunikan cengkeh impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×