Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berkomitmen memberikan dukungan terbaik untuk holding migas PT Pertamina (Persero) agar proses transisi pengelolaan Blok Rokan berjalan lancar dan dapat meningkatkan pencapaian efisiensi pembiayaan dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) pipa minyak Rokan.
Dalam pembangunan pipa transmisi minyak Rokan tersebut, PGN menargetkan dapat memberikan dampak positif terhadap pembangunan wilayah. Pembangunan proyek strategis nasional tersebut melibatkan lebih dari 60% scope konstruksi dan tenaga kerja lokal.
“Dengan pembangunan yang melibatkan sumber daya lokal, maka diharapkan efek bergandanya mampu berkontribusi secara nyata bagi peningkatan kapasitas sumbet daya manusia (SDM) dan transfer pengetahuan di daerah,” ujar Direktur Utama PGN Suko Hartono dalam siaran pers, Senin (19/10).
Menurut Suko, pemberdayaan pengusaha dan tenaga kerja lokal juga turut menunjang pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat di masa krisis. Dari transfer pengetahuan yang nanti terjadi diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengelolaan SDM, khususnya pada aspek pemahaman teknologi dan komersial dalam pembangunan pipa minyak Rokan.
Baca Juga: Pertamina yakin target produksi minyak 1 juta barel per hari dapat terwujud di 2025
Proyek pembangunan pipa minyak Rokan termasuk proyek yang penuh risiko dan berbiaya besar. Alhasil, dibutuhkan peningkatan penguasaan teknologi dan pemahaman yang baik terhadap aspek komersial. "Dua aspek ini menjadi patokan utama, agar hasilnya dapat optimal dan memberikan manfaat yang luas,” ungkap Suko.
Melalui PT Pertagas sebagai pelaksana pembangunan, telah dilakukan kerja sama dalam pengadaan material pipa baja untuk proyek pipa minyak Rokan dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). Kerja sama ini ditargetkan dapat menekan biaya pengadaan material sebesar 16% dan memberikan nilai lebih bagi industri baja dalam negeri karena menjadi upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).
Suko menyebut, pada prinsipnya pembangunan pipa minyak Rokan menjadi upaya untuk mendorong efisiensi anggaran energi di Indonesia. Hal ini seiring pula dengan upaya pemerintah untuk mengurangi impor minyak. "Dengan nilai capex US$ 300 juta, optimasi efisiensi yang didapatkan sebesar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun, karena nilai alokasi capex pada awalnya sebesar US$ 450 juta,” imbuh Suko.
Baca Juga: PGAS segera alirkan gas dari lapangan Kepodang ke PLTG Tambak Lorok
Proyek ini dibangun untuk menjaga ketahanan produksi energi setelah alih kelola Blok Rokan Hulu dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada pertengahan 2021 mendatang.
PGN grup sebagai subholding gas Pertamina berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi bagi pemenuhan energi nasional. Dengan kompetensi berupa pengembangan infrastruktur migas dan penyaluran energi baik gas bumi ke seluruh sektor, PGN berupaya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi seluruh mata rantai penyaluran energi.
"Selain itu, pelaksanaan operasi investasi PGN selalu ditujukan untuk menggerakkan roda perekonomian daerah maupun nasional, terlebih lagi di masa yang sangat menantang saat ini dalam pemulihan ekonomi di masa pandemi,” tutup Suko.
Baca Juga: Perta Arun Gas dan Natuna Eton Energy bangun LNG tank storage senilai US$ 300 juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News