Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. PT Phapros Tbk melansir informasi, sepanjang semester I 2014 membukukan pendapatan Rp 192,9 miliar. Jika disandingkan dengan target sepanjang tahun ini yakni Rp 623 miliar, capaian tersebut cuma setara dengan 30,96% saja.
Namun, anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia ini optimistis bisa mengejar sisa target tahun ini. "Kami yakin pertumbuhan bisnis di semester II bakal semakin bagus karena trennya memang semester II itu 70%, sementara semester I 30%," ujar Direktur Utama Phapros Iswanto, Rabu (16/7).
Tak heran, selain mengejar sisa target tahun ini yang sebesar Rp 430,1 miliar, Phapros berani mematok target agresif laba bersih Rp 70 miliar, atau target konservatif laba bersih sekitar Rp 63 miliar hingga Rp 65 miliar tahun ini.
Target ini memang masih jauh panggang dari api. Lihat saja pencapaian semester I 2014. Phapros cuma berhasil mencatatkan pendapatan Rp 192,9 miliar, dengan laba bersih Rp 3,6 miliar. Meski, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pencapaian semester I tahun ini sudah tumbuh 17%.
Yang pasti, Phapros tak cuma berharap pada historikal kinerja. Perusahaan ini menyebutkan ada dua katalis positif bagi kinerja di semester II 2014. Pertama, pertumbuhan penjualan obat generik. "Adanya pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) membuat kebutuhan akan obat generik semakin banyak," terang Iswanto.
Asal tahu saja, jenis obat generik mencetak pertumbuhan tertinggi dibandingkan jenis obat lain, yakni 25%. Dus, jenis obat ini menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan di semester I 2014 yakni hingga 53,6%. Selebihnya adalah kontribusi dari jenis obat lain, yakni obat bermerek atau over the counter (OTC) sebesar 20% dan obat resep atawa ethical sebesar 26,4%.
Nah, di paruh kedua tahun ini, Phapros meyakini kinerja ciamik obat generik bakal terulang. Perusahaan ini pun menargetkan sepanjang tahun 2014 ini, kontribusi penjualan obat generik mencapai 40%. Sisanya berupa kontribusi dari ethical 37%, OTC 18% dan toll manufacturing 7%.
Kedua, kehadiran delapan obat baru tahun ini. Ketiga, tambahan tujuan pasar ekspor. "Mulai tahun ini kami membuka ekspor ke Kamboja, nanti disusul ke Vietnam dan saat ini sedang kami siapkan syarat untuk masuk pasar Afghanistan," terang Direktur Keuangan Phapros Budi Ruseno.
Di samping mengejar target penjualan, Phapros terus mempersiapkan diri merealisasikan rencananya pencatatan saham Bursa Efek Indonesia. Asal tahu saja, perusahaan plat merah ini berhasrat meraup dana dari intial public offering (IPO) sebesar Rp 350 miliar–Rp 400 miliar. Kalau tak meleset, perusahaan ini berniat menggelar IPO pada semester I 2015 atau semester I-2016.
Kabar teranyar, Phapros menyatakan telah selesai menyeleksi penjamin emisi. "Kami telah melakukan beauty contest dengan mengundang sekuritas BUMN. Hal ini dilakukan untuk menciptakan sinergi antara BUMN dan anak usaha," terang Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News