CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

PHRI: Libur Lebaran Mampu Dongkrak Okupansi Hotel hingga 30%


Rabu, 28 Februari 2024 / 18:20 WIB
PHRI: Libur Lebaran Mampu Dongkrak Okupansi Hotel hingga 30%
ILUSTRASI. Libur lebaran dan mudik di tahun 2024 nampaknya akan berpengaruh pada peningkatan keterisian atau okupansi hotel./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/12/01/2024.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Libur lebaran dan mudik di tahun 2024 nampaknya akan berpengaruh pada peningkatan keterisian atau okupansi hotel-hotel terutama yang berada di luar DKI Jakarta.

Sekretaris Jenderal Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan masa libur panjang lebaran ini berpotensi meningkatkan okupansi hingga 30% jika dibandingkan hari biasa. 

“Peningkatan reguler kalau dibandingkan hari biasa itu bisa dari 20%-30%. Tapi kalau kita membandingkan dengan tahun yang lalu, kita harus lihat dulu nanti realisasi perbandingan seperti apa,” ungkap Maulana saat dihubungi Kontan, Rabu (28/2).

Baca Juga: Sandiaga Uno Sebut Okupansi Hotel Saat Libur Imlek dan Isra Mi'raj Capai 80%

Jika berdasarkan Kalender Hijriah yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama (Kemenag), lebaran 1 Syawal 1445 Hijriah akan jatuh pada 10 April 2024.

Ia menambahkan kenaikan okupansi hotel ini baru mulai berlaku setelah puncak hari raya atau H+2 lebaran. 

“Kalau bicara libur sebelum lebaran umumnya tidak berdampak apa-apa dengan hotel karena umumnya masyarakat masih menuju kampung halaman, belum pergerakan wisata. Pergerakan wisata baru terjadi pada hari kedua,” ungkapnya. 

Ia menambahkan, peningkatan diprediksi PHRI hanya akan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Khususnya wilayah yang memang memiliki jumlah orang perantau yang tinggi. 

“Juga menjadi catatan bahwa peningkatan itu tidak terjadi di semua wilayah contohnya seperti Jakarta. Karena di Jakarta lebih banyak orang pendatang dan mereka akan pergi ke kampung halaman justru yang terjadi peningkatan itu yang di luar itu (jakarta). Seperti daerah Jawa lainnya, Sumatra, Kalimantan dan lainnya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×