kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.313   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.414   68,85   0,94%
  • KOMPAS100 1.038   7,62   0,74%
  • LQ45 788   5,53   0,71%
  • ISSI 248   3,36   1,37%
  • IDX30 408   2,67   0,66%
  • IDXHIDIV20 472   4,76   1,02%
  • IDX80 117   1,02   0,87%
  • IDXV30 121   2,52   2,14%
  • IDXQ30 131   1,05   0,81%

PHRI Prediksi Okupansi Turun 10% di Momen Libur Natal dan Tahun Baru 2025


Selasa, 19 November 2024 / 19:20 WIB
PHRI Prediksi Okupansi Turun 10% di Momen Libur Natal dan Tahun Baru 2025
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/tom. PHRI memproyeksi okupansi hotel di momen libur Natal dan Tahun Baru 2025 secara nasional akan menurun sekitar 10% secara tahunan.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memproyeksi bahwa okupansi hotel di momen libur Natal dan Tahun Baru 2025 secara nasional akan menurun sekitar 10% (yoy) dibandingkan momen libur yang sama tahun lalu.

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani menuturkan hingga kini asosiasi melihat pemesanan hotel alias booking lebih lambat dari tahun lalu. Tak hanya itu, berdasarkan laporan dari hotel daerah, pembatalan alias cancelation juga cukup banyak terjadi. 

"Kami masih terus mengumpulkan data. Jika berbicara peningkatan masih belum terlihat karena laporan masih terus masuk. Namun dibandingkan dengan tahun lalu, kemungkinan okupansi tahun ini lebih rendah," papar Hariyadi dalam konferensi pers yang berlangsung di Hotel Grand Sahid Jaya, Selasa (19/11). 

Baca Juga: PHRI sebut Industri Hotel dan Restoran Bakal Hadapi Tantangan Berat

Ia melanjutkan, hanya hotel di daerah tertentu saja yang dapat bertahan dan masih mencatat peningkatan, seperti hotel favorit di daerah Malioboro, hingga hotel di daerah Bali, dan Batam. 

Dengan prediksi yang dilakukan, PHRI menyampaikan beberapa hotel mencoba untuk menambah atraksi dan menawarkan benefit yang kompetitif.

"Semua akan terlihat pada 1 Desember mendatang. Namun, hingga hari ini, Selasa (19/11), dengan kondisi yang ada saat ini, kami melihat bookingan lebih lambat dibandingkan tahun lalu dan secara nasional lebih rendah dibandingkan tahun lalu," imbuhnya. 

Hariyadi mengatakan penyebab penurunan dan prediksi penurunan okupansi hingga 10% diakibatkan oleh penurunan daya beli yang dirasakan cukup dalam. Tak hanya itu, PHRI menganalisa keberadaan judi online (judol) juga menambah dampak kepada daya beli masyarakat. 

"Semoga Pemerintah bisa memberantas judol, kami harapkan keseriusan Pemerintah untuk benar-benar memberantas judol," ucap Hariyadi. 

Baca Juga: Pemerintah Efisiensi, Bisnis Hotel Jadi Sepi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×