Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten Crude Palm Oil (CPO), PT Pinago Utama Tbk (PNGO) belum berencana menggarap bisnis hilirisasi Palm Oil Mill Effluent (POME) atau limbah cair pabrik minyak kelapa sawit. Hingga saat ini olahan POME PNGO masih digunakan untuk kebutuhan internal perusahaan.
Direktur Pinago Utama Raymon Wahab menjelaskan, hilirisasi POME tidak dilakukan oleh perseroan karena kandungan losis minyak di pabrik kelapa sawit PNGO sangat sedikit akibat kontrol losis yang cukup ketat.
"Saat ini kami hanya mempergunakan POME untuk kebutuhan internal," ungkap Raymon, kepada Kontan.co.id, Rabu (7/12).
Untuk kebutuhan internal perusahaan, POME ini kemudian diolah menjadi methan gas (biogas) dan digunakan sebagai bahan bakar untuk gas engine yang menghasilkan daya listrik.
Baca Juga: Pinago Utama (PNGO) Revisi Target Penjualan Tahun 2022, Ini Alasannya
"Dan juga sebagai bahan bakar untuk burner pengeringan karet SIR, RSS dan pupuk organik granul," jelasnya.
Menurut pemaparan Raymon, limbah cair yang dihasilkan pabrik kelapa sawit PNGO kandungan organiknya sangat tinggi. Sehingga cocok diolah menjadi biogas.
Lebih lanjut dia mengatakan, sisa limbah cair yang keluar dari biogas plant tersebut kemudian dipergunakan lebih lanjut untuk proses pengomposan tandan kosong sawit. Dengan begitu, sisa limbah cair yang ada jumlahnya sangat sedikit (zero waste).
Mengutip catatan KONTAN, salah satu hasil olahan POME adalah Biomethane. Pengolahan POME menjadi Biomethane akan membantu mengatasi permasalahan lingkungan yang dihasilkan oleh limbah cair pabrik minyak kepala sawit.
Tercatat, potensi Biomethane di Indonesia mencapai 195 MMSCFD dengan area persebaran di kawasan Riau, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sumatra Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News