Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Pindad (Persero) bakal memperoleh proyek dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sumber pembiayaannya berasal dari APBN Perubahan 2015 senilai Rp 1,7 triliun.
Menteri ESDM Sudirman Said usai menerima Dirut Pindad Silmi Karim di Jakarta, Rabu (14/1), mengatakan proyek tersebut berupa pembuatan dua juta paket perdana peralatan konversi minyak tanah ke elpiji 3 kg senilai Rp 800 miliar.
"Serta pembuatan 50.000 converter kit gas untuk nelayan senilai Rp 900 miliar. Jadi, totalnya Rp1,7 triliun," kata Sudirman. Dana tersebut berasal dari tambahan APBN Kementerian ESDM.
Dalam RAPBN Perubahan 2015, Kementerian ESDM mengajukan tambahan anggaran Rp 4,9 triliun.
Sebanyak Rp 3,4 triliun di antaranya diperuntukkan bagi Ditjen Migas termasuk untuk pengadaan dua juta paket perdana elpiji 3 kg dan 50.000 converter kit nelayan. Paket perdana elpiji terdiri dari tabung, kompor, selang, dan regulator.
Sudirman juga mengatakan, pihaknya akan mencari aturan hukum yang memungkinkan penunjukan langsung Pindad mengerjakan proyek senilai Rp 1,7 triliun tersebut. "Sambil cari aturan hukumnya. Pindad bisa siapkan teknisnya," kata mantan Dirut Pindad itu.
Sementara itu, Silmi menambahkan, pihaknya mempunyai kapasitas membuat tabung elpiji 3 kg sebanyak 10 ribu per hari atau sekitar 3 juta unit. "Sementara, untuk converter kit, kami sudah ada teknologinya," katanya.
Menurut dia, pihaknya akan mendapat bahan baku baja dari PT Krakatau Steel Tbk.Ia juga mengatakan, pengerjaan kedua proyek tersebut bukanlah hal baru, karena sudah memiliki teknologi dan tidak membebani investasi.
Saat ini, lanjut Silmi, porsi proyek organik berupa peralatan pertanahan dan keamanan mencapai 80% dan anorganik 20%.
"Proyek-proyek anorganik yang sudah kami kerjakan antara lain pembuatan bagian kereta termasuk rel dan generator listrik," katanya.
Sekjen Kementerian ESDM Teguh Pamuji menambahkan, paket perdana elpiji akan dibagikan ke wilayah yang belum terkonversi yakni sebagian Sumatera termasuk Aceh, Sulawesi, dan Papua.
"Kami sisir daerah yang belum terkonversi," katanya.
Menurut dia, dengan pembagian dua juta paket tersebut, maka program konversi minyak tanah ke elpiji yang dimulai 2006 akan selesai.
Sementara, pembagian converter kit untuk nelayan merupakan proyek percontohan dan bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. (Kelik Dewanto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News