Reporter: Siti Maghfirah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Plaza Indonesia Realty Tbk mencatatkan kinerja kurang memuaskan sepanjang triwulan pertama tahun ini. Pendapatan mereka turun Rp 8 miliar menjadi Rp 396 miliar. Sementara pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) yang tercatat Rp 200 miliar pada kuartal I 2016, menjadi Rp 197 miliar pada kuartal I 2017.
Namun Plaza Indonesia tak terlampau kaget dengan pencapaian itu. Perusahaan berkode saham PLIN di Bursa Efek Indonesia tersebut sudah memperkirakan bahwa bisnis properti belum akan menjanjikan pada tahun ini.
Dus, tahun 2017, Plaza Indonesia tak mematok pertumbuhan kinerja. "Walaupun tidak ada target untuk menaikkan laba bersih, kami juga ingin tetap stabil tidak ada penurunan," ujar Lucy Suyanto, Direktur PT Plaza Indonesia, dalam paparan publik PT Plaza Indonesia Realty Tbk, Kamis (13/4) pekan lalu.
Padahal, kinerja Plaza Indonesia tahun 2016 sebenarnya tak mengecewakan. Pendapatan dan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa laba bersih, masih naik. Malahan, laba bersih mereka tumbuh hingga dua kali lipat lebih ketimbang tahun 2015.
Pendapatan Plaza Indonesia tahun lalu tumbuh karena ada penyesuaian tarif. Mereka menaikkan tarif sewa untuk pusat perbelanjaan dan perkantoran.
Sejumlah kontributor bisnis Plaza Indonesia yakni Hotel Grand Hyatt Jakarta membukukan pendapatan Rp 469,95 miliar dan Keraton Luxury Hotel menyumbang pendapatan Rp 101,57 miliar. Lantas, FX Sudirman mencetak pendapatan Rp 122,31 miliar.
Adapun penopang laba bersih tahun lalu 2016 adalah peningkatan EBITDA. Selain itu, bottom line Plaza Indonesia juga menikmati dampak positif dari penurunan kerugian bersih selisih kurs sebesar Rp 108,37 miliar.
Meskipun laba bersih melejit, Plaza Indonesia tak membagi deviden kepada pemilik saham. Laba tersebut mereka tahan untuk modal kerja dan investasi.
Salah satu proyek yang Plaza Indonesia danai adalah kawasan terpadu Mayfair Estate and Parkland di Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. "Capex (Mayfair Estate and Parkland) sebesar Rp 2 triliun dalam jangka dua tahun," tutur Lucy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News