Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) meminta para pengembang listrik swasta alias Independent Power Producer (IPP) untuk mau membangun pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) di luar Jawa. Sebab, menurut PLN, di Jawa pasokan listrik sudah sangat berlimpah.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menyatakan, para pengusaha IPP alias perusahaan produsen listrik swasta hanya ingin membangun PLTMH di Pulau Jawa. "Sebanyak 70% maunya di Jawa. PLN maunya di luar Jawa yang tidak ada listriknya, di daerah-daerah isolated," kata Sofyan, Jumat (26/2).
Sofyan beralasan, saat ini kondisi elektrifikasi di Pulau Jawa sudah bagus. Pembangkit-pembangkit listrik di Jawa sudah bisa memasok listrik secara maksimal, bahkan kelebihan pasokan, sementara di luar Jawa masih kekurangan daya listrik.
Selain itu, potensi PLTMH juga bagus dikembangkan di luar Jawa karena ada potensi yang cukup besar. Misalnya, suatu wilayah di Papua yang memiliki 5.000 orang, sudah tersedia air terjun, maka bisa membuat PLTMH dan jaringannya di sana.
Sofyan pun curiga, banyak PLMTH yang dibangun di Pulau Jawa justru akan menjadi peluang bagi para pemburu rente. Apalagi dengan
adanya Peraturan Menteri ESDM Nomor 19 Tahun 2015 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTMH (Permen ESDM 19/2015).
Dalam beleid tersebut ditetapkan feed in tariff untuk listrik dari mikro hidro sebesar US$ 12 sen/kWh dikalikan dengan 'F'. F adalah Faktor insentif yang besarnya berbeda dari satu daerah ke daerah lain. Untuk di Sumatera, Jawa, dan Bali, F adalah 1,1. Sedangkan untuk Papua, F mencapai 1,6. Artinya, harga listrik dari mikro hidro di Jawa adalah US$ 12 sen kali 1,1 atau sekitar Rp 1.716/kWh, sedangkan di Papua US$ 12 sen kali 1,6 atau Rp 2.496/kWh.
Namun dengan sudah adanya fasilitas di Pulau Jawa maka pembangunan PLTMH tidak akan memerlukan biaya yang besar seperti pembangunan di luar Pulau Jawa. "Untuk itu, yang di Jawa ini saya rem karena listriknya tidak kurang, kabelnya jaringannya pun ada. Jadi maunya apa? Mengambil rente yang besar saja, kan?" ujarnya.
Di sisi lain, jika terlalu banyak PLTMH dibangun di Pulau Jawa, PLN akan kesulitan membayar tarif listriknya biarpun ada subsidi dari pemerintah. Akhirnya masyarakat kemungkinan besar menanggung biaya listrik yang meningkat. Untuk itu, Sofyan mengimbau agar IPP membangun PLTMH di luar Jawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News