Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Dalam membangun proyek transmisi, PT Perusahaan Listik Negara (PLN) membutuhkan dana yang cukup besar. Dalam rumusan pemerintah, PLN ditargetkan bisa membangun proyek transmisi listrik sepanjang 46.000 km hingga lima tahun ke depan dengan nilai proyek mencapai Rp 200 triliun.
Untuk bisa mendapatkan dana sebanyak itu, PLN pun akan mencari dana baik melalui penyertaan modal negara (PMN), pinjaman multilateral, atau pinjaman dalam negeri.
Maklum, dana yang diperlukan setiap tahunnya untuk membangun proyek transmisi mencapai Rp 40 triliun. Sementara untuk tahun ini, PLN sudah mendapatkan dana sebesar Rp 8 triliun. "Karena transmisi saja untuk lima tahun ke depan mencapai Rp 200 triliun. Jadi mau berapa pun habis dan kami akan cari pinjaman untuk itu," kata Sofyan, Senin (26/10).
Untuk itu, PLN sudah mendapatkan pinjaman dari salah satu bank di Cina senilai US$ 10 miliar. Menurut Sofyan, pinjaman tersebut akan digunakan untuk proyek transmisi dan juga penyertaan modal dari pembangunan pembangkit yang sahamnya dipegang oleh PLN.
Selain pinjaman dari bank, PLN juga akan mendapatkan PMN sebesar Rp 10 triliun pada tahun depan. PMN tesebut pun akan digunakan untuk pembangunan transmisi dan pembangkit di pulau-pulau terluar wilayah Indonesia.
Sekedar catatan, selain membangun transmisi, PLN juga mendapat mandat untuk ambil bagian dari program 35.000 mencapai 28% atau 9.945 mw. Sementara untuk program pembangkit listrik carry over dari program pemerintah sebelumnya dengan kapasitas 7.000 mw akan dikerjakan oleh PLN sebesar 57% atau sebesar 4.193 mw.
Hingga Oktober 2015, PLN sudah meneken kontrak 995 mw. Sementara untuk pembangkit listrik yang sudah COD ( beroperasi komersial) yang dikerjakan oleh PLN telah mencapai 748,2 mw.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News