kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN: Gunakan Kompor Listrik, Biaya Memasak Bisa Lebih Hemat 10%-15%


Rabu, 14 September 2022 / 16:01 WIB
PLN: Gunakan Kompor Listrik, Biaya Memasak Bisa Lebih Hemat 10%-15%
ILUSTRASI. PT PLN saat ini sedang mendorong program konversi dari LPG 3 kilogram ke kompor induksi.. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN saat ini sedang mendorong program konversi dari LPG 3 kilogram ke kompor induksi. Adapun manajemen PLN mengklaim bahwa dengan menggunakan kompor listrik, biaya memasak bisa lebih hemat 10% hingga 15%. 

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan, harga keekonomian LPG 3 kilogram senilai Rp 19.698 per kilogram, harga ini berfluktuasi tergantung dari harga minyak mentah dunia. 

Adapun sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 253.K/12/MEM/2020 tentang Harga Patokan Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram, harga subsidi dilepas ke masyarakat dengan harga Rp 4.250 per kilogram. Setelah ditambah biaya rantai pasok, rata-rata harga gas 3 kg perkilo-nya senilai Rp 5.250 per kg. Artinya, subsidi untuk menalangi LPG 3 kg ini senilai Rp 15.448 per kilogram. 

Baca Juga: Peralihan Daya Listrik ke 900 VA Diharapkan Tingkatkan Konsumsi Listrik

“Kemudian harga keekonomian listrik sudah di-adjust dengan yang terakhir adalah Rp 11.792 rupiah per satu kilo listrik ekuivalen,  itu sekitar 7,19 kWh. Kemudian dalam hal ini kami melepas ke masyarakat biaya listrik utk memasak 1 kilogram ekuivalen adalah Rp 4.530 yang dibayar oleh masyarakat,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (14/9). 

Artinya, lanjut Darmawan, per kilogram yang digunakan untuk memasak dibandingkan dengan harga LPG 3 kg sebesar Rp 5.250/kg yang dibayarkan masyarakat akan lebih murah menjadi Rp 4.530 per kilogram listrik ekuivalen. 

“Nantinya masyarakat bisa merasakan dengan pakai kompor induksi biaya masakannya bisa lebih hemat sekitar 10%-15% dibandingkan menggunakan kompor LPG,” terangnya. 

Darmawan mengakui, saat ini berkembang kekhawatiran dari masyarakat kalau adanya ditambah kemudian golongan struktur subsidi tarif listriknya kemudian juga digeser. 

“Sudah kami jawab juga bahwa ini tidak mengubah daya tidak mengubah struktur tarif listrik bagi golongan yang bersubsidi baik itu 450 VA maupun 900 VA yang Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” tegasnya. 

Adapun sesuai arahan dalam Rapat Kabinet Terbatas yang dipaparakan Menko Perekonomian belum lama ini, pada 2022 dilakukan uji klinis sebesar 300.000 kompor induksi yang ditugaskan ke PLN dan menggunakan anggaran dari perusahaan listrik pelat merah ini. 

Baca Juga: Usulan Peralihan Daya Listrik ke 900 VA Diharapkan Dapat Tingkatkan Konsumsi Listrik

Lantas, di tahun 2023 hingga 2025 mendatang, masih mengacu pada arahan Menko Perekonomian, program uji klinis ini ditambah 5 juta kompor induksi per tahunnya menjadi program pemerintah sebagai energy strategy dan energy policy

“Tentu saja di sini ada subsidi LPG nya kemudian ada biaya matching memasaknya, penghematan subsidi, dan ada pemberian kompor dan utensil kepada keluarga penerima manfaat dan di bawahnya net penghematan subsidinya,” ujarnya. 

Jika melihat sekilas, memang ada biaya untuk konversi baik itu kompornya untuk utensilnya. Tetapi begitu ini berjalan, maka ada penggunaan kilo watt hour (kwh) listrik ini dapat menghemat biaya per kilogramnya Rp 8.100 hingga Rp 8.200 per kilogram LPG yang dikonversi menjadi 1 kilogram listrik ekuivalen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×