kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PLN Indonesia Power Bakal Tambah Dua Pembangkit EBT di Nusa Penida


Selasa, 12 Maret 2024 / 08:48 WIB
PLN Indonesia Power Bakal Tambah Dua Pembangkit EBT di Nusa Penida
ILUSTRASI. PT PLN Indonesia Power menargetkan penambahan dua pembangkit EBT di Nusa Dua, Bali.KONTAN/Baihaki/22/10/2008


Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PLN Indonesia Power (PLN IP) mengakselerasi transisi energi dengan menargetkan penambahan dua pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) di Nusa Dua, Bali.

PLN Indonesia Power menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mulai beroperasi pada tahun 2025 dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang dipadukan dengan teknologi Battery Energy Storage System (BESS) beroperasi pada tahun 2026

Direktur Operasi Pembangkit Gas PT PLN Indonesia Power Djoko Mulyono menyampaikan bahwa PLN Indonesia Power akan terus mengejar target bauran EBT salah satunya melalui pengembangan pembangkit hijau di Nusa Penida.

Baca Juga: Kembangkan Interkoneksi Indonesia-Malaysia, PLN Dapat Hibah Rp 31 Miliar

“PLN Indonesia Power bersama dengan PT PLN (Persero) telah menyusun roadmap pengembangan PLTS di Nusa Penida sampai dengan tahun 2029 melalui penambahan kapasitas serta pembaharuan teknologi. Dalam proyek ini tentunya kami akan terus mengawal sampai akhir,” kata Djoko dalam siaran pers, Senin (11/3). 

Djoko menjelaskan, selain untuk mendukung pariwisata pulau dewata dengan energi bersih, langkah ini juga sebagai bentuk dukungan untuk wujudkan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 serta implementasi proses bisnis yang diselaraskan dengan aspek Environmental, Social and Governance (ESG). 

Saat ini di Pulau Nusa Penida Bali telah terdapat PLTS Hybrid Nusa Penida berkapasitas 3,5 MWac. 

Sebagai penyumbang target bauran EBT menuju Net Zero Emission  tahun 2060, PLTS Hybrid Nusa Penida memiliki peran strategis untuk melistriki 3 Pulau diantaranya adalah Pulau Nusa Lembongan, Nusa Ceningan dan Nusa Penida dengan luas wilayah 209,4 km2 dengan jumlah pelanggan sebesar 21,238. Dan sesuai rencana jangka pendek pada tahun 2024 akan dilakukan penambahan mesin pembangkit berkapasitas 4 MW untuk pemenuhan keandalan dan pelayanan penyambungan. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu memastikan dukungan pemerintah dalam penyusunan regulasi ketenagalistrikan melalui Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). RUKN disusun sesuai arah pengembangan penyediaan tenaga listrik untuk mendukung target net zero emission, dengan masa berlaku sampai dengan tahun 2060. 

“Saat ini RUKN sedang disusun, didalamnya akan membahas juga bagaimana mencapai net zero emission untuk pembangkit fosil yang saat ini energinya sudah mencapai 63%, dan nantinya akan dikonversi menjadi bahan bakar yang bersumber dari EBT,” imbuh Jisman. 

Pengembangan PLTS di Nusa Penida merupakan salah satu program yang telah tersusun dalam Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN Persero Tahun 2021-2030 yang disebut RUPTL Paling Hijau karena 52% pembangkit listrik yang akan dibangun memanfaatkan sumber energi terbarukan. 

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto menyampaikan bahwa dalam RUPTL Paling Hijau jumlah porsi pembangunan pembangkit EBT sebesar 20,9 GW dan dari porsi tersebut 5,2 GW merupakan pembangit listrik tenaga surya dan bayu. 

“Komitmen menghadirkan energi bersih tentunya dibuktikan melalui capaian penurunan emisi CO2.  Di tahun 2023, PLN telah berhasil mengurangi Emisi CO2 sebesar 52,3 juta ton C02 dari proses bisnis, dari 335 juta ton CO2 turun menjadi 283 juta ton C02 dengan berbagai usaha ekstra. Capaian ini menjadi fondasi kuat menuju target net zero emission 2060,” kata Wiluyo.  

Baca Juga: Menteri ESDM Minta PLN Jalankan Proyek Dedieselisasi PLTD

Senior Manager PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali I Made Harta Yasa mengatakan PLN IP UBP Bali selaku unit yang diberikan penugasan untuk mengelola PLTS Hybrid Nusa Penida mendukung penuh roadmap pengembangan sistem Nusa Penida dengan energi bersih yang telah disusun untuk mengejar target bauran EBT.

“Dengan pengembangan PLTS di Nusa Penida ini tidak hanya mendukung target net zero emission secara nasional, namun juga khususnya Bali net zero emission yang telah ditargetkan Pemerintah Bali lebih cepat 15 tahun dari target nasional yaitu pada tahun 2045,” ungkap Made. 

PLN Indonesia Power melalui Unit Bisnis Pembangkitan Bali akan terus mendukung kebijakan dan target Pemerintah Bali dalam wujudkan net zero emission di tahun 2045 dengan terus kembangkan potensi EBT di Bali. Dukungan ini tidak hanya karena Pulau Bali memiliki potensi energi terbarukan yang berlimpah, namun juga karena Bali merupakan salah satu destinasi wisata terfavorit di Dunia yang akan terus menjadi sorotan International. 

Made memastikan, dengan terus berkembangnya energi bersih di Bali maka akan menunjukkan kepada Dunia bahwa Pemerintah Indonesia selalu komit dalam wujudkan net zero emission serta menumbuhkan citra baik bagi Indonesia di kancah internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×