kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PLN Kaji Suntik Mati PLTU Suralaya 3 dan 4


Rabu, 17 Januari 2024 / 17:08 WIB
PLN Kaji Suntik Mati PLTU Suralaya 3 dan 4
ILUSTRASI. PLN sedang mengkaji penghentian operasi PLTU Suralaya 3 dan 4 untuk menurunkan emisi


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Dewan Energi Nasional (DEN) mengungkapkan saat ini PT PLN sedang mengkaji penghentian operasi PLTU Suralaya 3 dan 4. 

Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto menyatakan strategi menurunkan emisi dan meningkatkan bauran EBT akan dilakukan pemensiunan dini PLTU. 

Dia menyebut, ada sejumlah PLTU yang sedang dikaji untuk disuntik mati, salah satunya PLTU Suralaya 3 dan 4 karena emisinya tinggi dan efisiensinya rendah. 

“Jadi sekarang statusnya PLN sedang mengkaji untuk PLTU Suralaya apakah akan dimatikan sekarang atau bertahap. Sebenarnya ini tidak hanya di Suralaya di tempat lain juga kita lihat,” jelasnya dalam konferensi pers di Gedung DEN, Rabu (17/1). 

Baca Juga: Target Bauran Energi Primer EBT Direvisi, Turun Menjadi 17%-19% pada Tahun 2025

Mengacu pada catatan Kontan.co.id sebelumnya, PLN dikabarkan baru memulai fase coal phase down atau menurunkan kapasitas listrik perlahan di PLTU Suralaya 1 sampai 4. 

PLTU Suralaya 1-4 berlokasi di ujung barat Pulau Jawa, Provinsi Banten dengan total kapasitas 1.600 MW atau masing-masing unit kapasitasnya 400 MW. Sejatinya,  pembangkit ini sudah beroperasi sejak 1984 sehingga umurnya sudah tua. 

Melansir laman resmi PLN Indonesia Power, secara keseluruhan Suralaya Power Generation Unit (PGU) mengoperasikan 7 unit PLTU dengan total kapasitas terpasang sebesar 3.400 MW atau setara 3,4 GW. Dengan ini, Suralaya PGU sebagai unit terbesar di Indonesia yang dimiliki PT Indonesia Power.

Direktur Manajemen Risiko PT PLN, Suroso Isnandar menjelaskan saat ini pembangkit Suralaya 1 sampai 4 sudah memasuki masa coal phase down secara bertahap dan menyesuaikan fluktuasi beban listrik yang ada. 

Nantinya pembangkit Suralaya I sampai IV akan memasuki penurunan kapasitas pembangkit secara bertahap hingga akhirnya dimatikan. 

Baca Juga: Pencapaian EBT Timpang Dibanding Peningkatan Pemanfaatan Batubara di 2023

“Saat ini penurunan kapasitas masih di angka 85% sampai 90% dan penurunan bisa sampai 75,87%. Ini belum dihitung masuknya pembangkit-pembangkit energi terbarukan yang baru,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (23/10). 

Meski belum bisa membeberkan rencana penurunan kapasitas di pembangkit batubara lainnya, Suroso menjelaskan, PLN sudah menyiapkan strategi lain untuk menurunkan emisi PLTU-nya. 

Beberapa cara yang akan ditempuh ialah, mengganti 1,1 GW PLTU dengan EBT, memanfaatkan co-firing biomassa pada 41 PLTU dan akan menjadi 52 PLTU pada 2025. Kemudian, mengganti 800MW PLTU dengan pembangkit gas dan melaksanakan program dediselisasi 1 GW. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×