Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Perusahaan Listrik Negara (PLN) ternyata mampu menyerap pasokan gas yang telah dialokasikan oleh operator lapangan gas atau dikenal dengan nama kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Berdasarkan catatan dari Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (BP Migas), ada 187 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD) gas yang menganggur karena ketidakmampuan PLN menyerap semuanya.
Kondisi itu diakui oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudi Rubiandini. Ia mengaku, di satu sisi PLN kekurangan pasokan gas, namun di sisi lain PLN tak mampu menyerap gas yang sudah dialokasikan.
"Ada minus 53,5 BBTUD di shortage gas kelistrikan, tetapi di balik ada yang minus, ada juga gas yang tidak bisa diterima oleh PLN jumlahnya 187 BBTUD," terang Rudi Rubiandini di Jakarta, Selasa (10/7).
Menurut Rudi, ada beberapa faktor yang menyebabkan PLN tak mampu menyerap gas tersebut, salah satu faktor itu adalah infrastruktur.
Adapun pasokan gas yang tak mampu diserap PLN itu berasal dari tujuh lapangan gas, diantaranya adalah; lapangan gas swap gajah baru sebesar 40 BBTUD.
Selain itu, ada pasokan gas dari LNG Bontang yang hanya terserap 165 BBTUD dari alokasi 210 BBTUD. Alhasil, ada 45 BBTUD tidak terserap oleh PLN.
Ada lagi pasokan gas dari lapangan gas Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) sebesar 123 BBTUD. Dari lapangan gas ini, PLN hanya mampu menyerap sebesar 111 BBTUD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News