Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SUKAMARA, Kalteng. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) terus memperkuat komitmennya dalam praktik perkebunan berkelanjutan melalui berbagai inisiatif yang terangkum dalam program TAP untuk Negeri.
Komitmen tersebut diwujudkan secara nyata oleh salah satu anak usahanya, PT Sukses Karya Mandiri (SKM), melalui pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) serta pengembangan kemitraan petani plasma.
Baca Juga: Adichem Beberkan Target dan Strategi Adimax F2, Pacu Penetrasi Pasar Additive Diesel
PLTBg Dorong Efisiensi dan Kurangi Emisi
Mill Manager PT SKM Roganda Sitorus menjelaskan bahwa pembangunan fasilitas biogas plant selaras dengan prinsip keberlanjutan perusahaan.
Instalasi tersebut memanfaatkan limbah pabrik kelapa sawit yang mencapai 500 ton per hari, termasuk POME dan biomassa lainnya.
“Limbah cair kelapa sawit dan biomassa lain kami ubah menjadi energi melalui fermentasi anaerobik di dalam tangki digester. Prosesnya meliputi pengumpulan, pra-pengolahan, hidrolisis, asidogenesis, metanogenesis, pemurnian biogas, hingga pemanfaatan gas untuk listrik atau panas,” ujarnya, Rabu (10/12/2025).
PLTBg SKM memiliki kapasitas 2 Megawatt, seluruhnya digunakan untuk mendukung operasional Kernel Crushing Plant (KCP) fasilitas pengolahan inti sawit yang memproduksi palm kernel oil (PKO) dan palm kernel expeller (PKE).
Pemanfaatan energi bersih ini berkontribusi signifikan dalam menurunkan emisi gas rumah kaca sekaligus meningkatkan efisiensi operasional.
Baca Juga: BP-BUMN Tekankan Penguatan Governance sebagai Motor Transformasi Digital
Penguatan Kemitraan Plasma: Ekonomi Berkelanjutan untuk Petani
Selain aspek lingkungan, PT SKM juga memperkuat pemberdayaan petani melalui skema kemitraan plasma. Salah satunya melalui Koperasi Jati Sejahtera, yang menaungi sekitar 130 petani plasma dengan luas perkebunan 282,43 hektare.
Skema koperasi satu atap memungkinkan hubungan yang terintegrasi antara perusahaan sebagai inti dan petani sebagai plasma.
Perusahaan menyediakan modal, bibit unggul, pupuk, pendampingan teknis, serta fasilitas pengolahan dan pemasaran. Sementara itu, petani sebatas menyediakan lahan.
“Biaya membuka lahan bisa mencapai Rp 60 juta per hektare. Dengan sistem ini, petani terbantu untuk memulai dan mengelola kebunnya,” kata Syahrial Purba, Estate Manager PT SKM.
Manfaat program tersebut dirasakan langsung oleh para petani. Indra Ayu Riantika, salah satu petani plasma SKM, mengaku terbantu dengan skema tersebut sejak awal pembukaan lahan hingga fase produksi.
“Setiap bulan saya menerima sisa hasil usaha (SHU) sekitar Rp 2 juta untuk 2 hektare lahan sawit,” jelasnya.
Baca Juga: Kejar Denda dari Penambang Pelanggar Kawasan Hutan
TAP untuk Negeri: Pendekatan Menyeluruh Lingkungan dan Sosial
Inisiatif PLTBg dan pemberdayaan plasma merupakan bagian dari pendekatan menyeluruh TAP dalam mengelola dampak lingkungan sekaligus memperkuat ketahanan sosial di sekitar wilayah operasional.
Melalui TAP untuk Negeri, Triputra Agro Persada menjalankan berbagai program yang berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan perbaikan lingkungan, antara lain:
- Berbagi Ilmu: Penerbitan buku panduan petani sawit untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.
- Kesehatan Anak: Program SEHATI (Susu Sehat Bernutrisi) yang menyediakan susu bagi anak sekolah.
- Kesehatan Masyarakat: Dukungan Posyandu rutin di desa-desa binaan.
- Pembangunan Komunitas: Program PONDASI (Perumahan dan Sanitasi Layak Huni) untuk peningkatan fasilitas sanitasi dan rumah tinggal.
- Komitmen Jangka Panjang: Mendukung masyarakat menuju Indonesia Emas 2045 melalui program-program keberlanjutan yang konsisten.
Dengan berbagai langkah tersebut, TAPG menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya menjalankan operasional yang ramah lingkungan, tetapi juga menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
Selanjutnya: Konflik Memanas, Kamboja Tarik Timnya dari SEA Games 2025 di Thailand demi Keamanan
Menarik Dibaca: 6 Manfaat Pilates untuk Wanita, Bantu Atasi Stres Jangka Panjang!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













