Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah resmi memperkenalkan Adimax F2 ke pasar industri dan retail, Adichem divisi fuel & biodiesel additives dari PT Abadi Kimia Raya membeberkan strategi dan target penjualan yang dibidik dalam dua tahun ke depan.
Produk additive diesel ini dikembangkan untuk menjawab tingginya keluhan terkait deposit karbon pada injektor serta konsumsi bahan bakar yang tidak efisien.
Direktur PT Abadi Kimia Raya, Tami Abadi Tios, menjelaskan bahwa formulasi Adimax F2 merupakan hasil riset panjang selama lebih dari satu dekade. Pengembangan molekul additive dilakukan secara berkesinambungan mengikuti perubahan kualitas bahan baku global.
“Riset kami sudah berjalan sekitar 10 tahun, termasuk proses uji efektivitas yang dilakukan di berbagai jenis solar, tidak hanya standar Eropa. Molekul yang dipakai sudah kami validasi dengan bahan bakar Indonesia agar benar-benar kompatibel dengan kondisi geografis dan kualitas diesel lokal,” ujar Tami di Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Baca Juga: Adichem Perkenalkan Adimax F2, Bidik Efisiensi Mesin Diesel di Industri &Transportasi
Meski bahan baku berasal dari Jerman, Tami menegaskan bahwa additive ini tetap kompetitif di Indonesia berkat skala produksi dan model backward integration yang memungkinkan perusahaan memastikan harga bahan baku tetap efisien.
Di sisi pasar, Adichem mengakui bahwa adopsi additive di segmen retail masih terkendala rendahnya pemahaman pengguna mengenai manfaat additive terhadap efisiensi BBM dan umur pakai mesin.
Kepala Sales Adichem, Ryan Oktariyadie, menyebut bahwa penjualan untuk Adimax F2 masih masuk tahap awal karena produk baru diluncurkan pada 2025.
“Saat ini kami fokus pada penetrasi dan edukasi. Banyak pengguna diesel belum memahami bahwa additive bisa mengurangi deposit, menjaga performa, sekaligus menghemat biaya operasional. Setelah edukasi ini tercapai barulah target volume besar bisa dicapai,” jelas Ryan.
Baca Juga: Fokus Bisnis Pelumas, Shell Indonesia Targetkan Pabrik Baru Grease Selesai Akhir 2025
Adichem mengincar dua segmen sekaligus Industri seperti pertambangan, alat berat, maritim, logistik dan juga Pengguna kendaraan diesel pribadi. Menurut Ryan, keduanya memiliki kebutuhan yang sama terkait kebersihan injektor dan stabilitas pembakaran.
Karena masih dalam fase awal peluncuran, Adichem belum mempublikasikan target angka penjualan. Namun, perusahaan menyatakan target utamanya adalah pertumbuhan tahunan yang konsisten seiring meningkatnya edukasi pasar.
“Bagi kami, yang paling penting adalah meningkatkan kepercayaan end-user terlebih dahulu. Ketika pasar memahami dampaknya terhadap efisiensi, barulah skala penjualan akan mengikuti,” ujarnya.
Untuk memperkuat kredibilitas produk, Adichem mengandalkan data uji lapangan yang dilakukan sepanjang 2025. Beberapa temuan utama meliputi:
- Penurunan deposit injektor, dibuktikan melalui uji SEM oleh Institut Teknologi Bandung.
- Penurunan partikel 50% pada filter 4, 6 dan 14 mikron.
- Efisiensi konsumsi solar hingga 7% pada uji jangka panjang.
Ia juga menegaskan bahwa pasar additive sangat beragam—baik fungsi, fitur, maupun dosisnya. Karena itu, Adimax F2 diposisikan sebagai additive spesifik untuk detergency dan pembersihan sistem injeksi, bukan additive generik dengan manfaat umum.
“Positioning kami jelas: memberikan solusi pada masalah carbon deposit dan performa pembakaran. Belum ada pemain lain yang memposisikan diri secara spesifik seperti ini,” ujarnya.
Baca Juga: Andalkan Sektor Pertambangan, Begini Strategi ExxonMobil Lubricants di Semester II
Selanjutnya: Kesepakatan Dagang AS–Indonesia Terancam Batal
Menarik Dibaca: 6 Manfaat Pilates untuk Wanita, Bantu Atasi Stres Jangka Panjang!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













