Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memulai proses tender pembangunan pembangkit listrik panas bumi (PLTP) atau geothermal di wilayah Gunung Lawu pada 8 Oktober 2015.
Terdapat lima perusahaan yang telah mendaftarkan diri mengikuti proses tender.
Yunus Saefulhak, Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM, mengatakan dari lima wilayah sumber panas bumi yang semula direncakan tender, baru di wilayah Danau Ranau, di perbatasan Sumatera Selatan dan Lampung yang sudah ditenderkan.
"Sementara untuk wilayah Gunung Lawu yang potensinya 165 Megawatt (MW) dan terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur tender akan dimulai proses pendaftaran dokumen pada 8 Oktober mendatang,” kata Yunus saat dihubungi KONTAN, Jumat (2/10).
Sementara tiga wilayah lain belum dilakukan tender.
Yunus menampik ada kendala yang menghambat proses tender.
Menurutnya, pemerintah memang sedang menyiapkan dokumen tender.
“SK panitia lelang juga harus melibatkan semua stakeholder mulai dari pemerintah daerah, akademisi, serta berbagai pihak lain. Kita tidak ingin terlalu cepat melakukan lelang, namun ternyata tidak ada peminatnya,” ujar Yunus.
Tiga wilayah yang belum dilakukan proses tender adalah Bukit Kiling Gunung Talang di Kabupaten Solok, Sumatera Barat dengan potensi 65 MW, wilayah Bumi Marana di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah dengan potensi 36 MW, dan Bumi Way Ratai di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung dengan potensi 105 MW.
“Danau Ranau sebetulnya sudah dilakukan tender, tapi karena pesertanya hanya satu, terpaksa tender diulang,” jelas Yunus.
Untuk proses tender di Gunung Lawu, sejauh ini ada lima perusahaan yang sudah menyatakan kesiapan untuk mengikuti proses tender tersebut.
Kelimanya adalah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Star Energy, PT Bumi Energi Equatorial, PT Sari Prima Energi, dan 1 perusahaan asal Amerika Serikat Ormat Technologies Inc.
“Verifikasi akan kami lakukan meliputi kesiapan teknis, infrastruktur, teknologi sama kemampuan finansial untuk melakukan investasi,” tambah Yunus.
Mengenai besaran investasi, Yunus mengaku tak mengetahu secara persis proyeksi kebutuhan pendanaan untuk pembangunan pembangkit listrik panas bumi di lima wilayah tersebut.
Ia hanya mengatakan investasi yang diperlukan untuk kapasitas 1 MW saja memerlukan dana kurang lebih US$ 4 juta.
“Memang besar investasinya. Kami targetkan akhir Desember nanti sudah keluar keputusan pemenang tender di Gunung Lawu,” pungkas Yunus.
Indonesia memiliki memiliki potensi sumber daya panas bumi sebesar 29.475,5 MW yang tersebar di 324 lokasi.
Mengacu Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Panas Bumi, eksploitasi panas bumi sudah tidak dimasukan lagi sebagai aktivitas pertambangan, sehingga eksplorasi dan eksploitasi bisa dilakukan di hutan konservasi.
KONTAN mencoba meminta konfirmasi kepada PT Pertamina Geothermal Energy . Namun Hendi Suhendi, Kepala Hubungan Masyarakat PT Pertamina Geothermal Energy menolak memberikan informasi.
“Saya belum tahu perkembangan hal itu. Nanti saya cek dulu,” pungkas Hendi saat dihubungi KONTAN, Jumat (2/10).
Rudi Suparman, CEO PT Star Energy juga tak memberikan respon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












