kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Politisi Australia ogah jual peternakan sapi ke RI


Kamis, 12 September 2013 / 14:15 WIB
Politisi Australia ogah jual peternakan sapi ke RI
ILUSTRASI. Daftar Libur Lebaran dan Cuti Bersama.


Sumber: The Guardian | Editor: Asnil Amri

CANBERA. Rencana Indonesia untuk memiliki peternakan sapi di Australia ternyata tidak berjalan mulus. Sebab, rencana Indonesia tersebut mendapatkan penolakan dari partai terbesar di negara Kanguru tersebut.

Barnaby Joyce , dari partai Nationals MP telah meminta pemerintah Australia menolak rencana Indonesia yang ingin membeli tanah untuk peternakan sapi yang kelak untuk memenuhi kebutuhan Indonesia.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui Dahlan Iskan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah membulatkan tekad mencari solusi kekurangan daging sapi di dalam negeri dengan cara membeli peternakan sapi di Australia, melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN).  

Rencananya, ternak terlebih dahulu dibesarkan di Australia, kemudian baru dikirim ke penggemukan dan pemotongan hewan yang ada di Indonesia .

"Saya melihat ini demi kepentingan nasional (Australia), apa manfaat kepada peternak Australia , kepada wajib pajak Australia ? jika entitas lain (Indonesia) membeli tanah kami untuk bikin peternakan sendiri, kemudian mereka ekspor sendiri ke fasilitas mereka sendiri dan pajaknya masuk ke negara mereka (Indonesia),” kata Joyce.

Joyce  mengaku prihatin tentang rencana Indonesia membangun peternakan di Australia yang dinilai bisa berimbas bagi warganya. Untuk itu, ia mengimbau pemerintah Australia dan warga Australia untuk bersuara mengenai hal tersebut.

Tak hanya partai Nasional,  partai The Greens di Australia juga memiliki komentar serupa dengan Joyce. Sementara itu, juru bicara senator pertanian, Rachel Siewert mengatakan, rencana pembelian lahan oleh Indonesia itu adalah masalah penting bagi Australia.

"Ini akan menjadi ujian pertama bagi pemerintahan Koalisi Liberal-Nasional, apakah mereka mementingkan kepentingan nasional Australia dengan melindungi lahan pertanian utama Australia dan air atau tidak," katanya.

"Dalam abad ini ada kerawanan pangan, pemerintah harus melindungi peternakan di Australia dari pembeli tanah di luar negeri dan investor. Apa negara lain di dunia akan memungkinkan pemerintah asing membeli tanah? Ini pasti tidak akan terjadi di China atau Amerika Serikat (AS), jadi mengapa terjadi di sini?," Katanya .

"Setelah Anda menjual tanah ke negara lain, maka anda tidak akan pernah mendapatkannya kembali. Itulah mengapa The Greens memiliki rencana untuk melarang pembelian lahan pertanian dan air oleh pemerintah asing, " tegas Siewert.

Rencana Indonesia tersebut akan menjadi tantangan besar kedua bagi pemerintah Australia. Selain itu, Partai Nasional juga menolak rencana penjualan perusahaan biji-bijian Graincorp senilai US$ 3 miliar oleh perusahaan makanan Amerika Serikat (AS), Archer Daniels Midland (ADM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×