Reporter: Yudo Widiyanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kemajuan teknologi diiringi pertumbuhan produk elektronik yang pesat. Menurut penelitian PT Growth From Knowledge ( Gfk), nilai pasar elektronik tahun 2010 lalu mencapai Rp 83 triliun. Dari nilai tersebut 40% pasar dikuasai alat telekomunikasi seperti ponsel dan ponsel pintar.
Selebihnya dikuasai oleh produk teknologi informasi, yakni komputer desktop, monitor, printer dan lainnya sebesar 20%. Sisanya, dikuasai oleh produk audio visual seperti TV, LCD TV sebesar 15%.
"Konsumsi perangkat telekomunikasi selain menjadi gaya hidup namun juga karena kebutuhan. Angka nilai pasar ini diprediksi sama pada tahun 2011," tutur Guntur Sanjoyo, General Manager PT Growth From Knowledge (Gfk).
Dari seluruh jenis elektronik, 80% konsumen masih membeli barang elektronik di bawah Rp 2 juta. Konsumen premium yang mampu membeli produk di atas Rp 5 juta, hanya 2%.
Selebihnya adalah konsumen menengah yang mampu membeli dari harga Rp 2 juta hingga-Rp 5 jutaan. Namun karena penetrasi begitu pesat, smart phone dan mobile komputer menyumbang pendapatan 70% dari 2% konsumen segmen atas.
Menurut Guntur perangkat komputer tablet tahun ini diprediksi akan menggerus pasar netbook. Pada tahun lalu pasar netbook menguasai 30% dari pasar komputer. Nah PC tablet ini akan mencuri 30% pasar notebook.
Guntur menilai pasar netebook punya karakter sama dengan tablet yakni sama-sama mengedepankan lifestyle. "Perkiraan akan lebih dari 100.000 unit tablet menggerus netbook tahun ini," ungkapnya.
Perangkat elektronik lain berdasarkan data Gfk, LG menguasai pasar elektronik untuk AC, DVD Blue Ray, perangkat home teater, LCD Monitor, Panel TV, Kulkas dan Mesin Cuci. Menurut Michael Adisuhanto, Head Of Home Appliance Division Marketing Department LG Electronics, seri home appliance seperti segmen kulkas, memimpin pasar hingga sebesar 30%.
Menurut Santo Kadarusman, Public Relations & Marketing PT Hartono Istana Teknologi yang meluncurkan produk ponsel Polytron, berani mengincar target 50.000 per bulan. Sebelumnya
Menurut Budi Darmadi Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian perindustrian, industri elektronik nasional membutuhkan investasi sekitar US$ 2,5 miliar hingga 2014 untuk mengejar pertumbuhan industri 9% per tahun.
Menurutnya Kementerian Perindustrian menargetkan penciptaan lapangan kerja 150.000 orang dengan industri berbasis teknologi. Karena itu menurutnya industri membutuhkan investasi baru, yang diperkirakan mencapai US$800 juta per tahun hingga 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News