Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
Ekspor EBT Bisa Jadi Solusi Pengembangan Energi Terbarukan
Sementara itu, pengamat sekaligus pendiri Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI)Â Fabby Tumiwa menyampaikan, ekspor Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi solusi dalam mengembangkan EBT di Indonesia.
Menurut Fabby, Indonesia belum mampu mengembangkan EBT sekala besar, seiring potensi yang dimiliki di tanah air. Kata dia, pemerintah justru memilih fokus pada pengembangan energi fosil sejak dua dekade terakhir.
Hal itu dikatakan pengamat sekaligus pendiri Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa.
Baca Juga: Butuh Dana Besar untuk Transisi Energi, Menteri ESDM Tekankan Pentingnya Kolaborasi
"Sebenarnya saya melihat ketika kita ingin mengembangkan EBT, kita belum bisa untuk mengembangkan energi terbaru dalam skala besar karena ada kondisi di dalam negeri," kata Fabby.
"Maka dengan mengekspor itu sebenarnya bisa menjadi salah satu solusi, karena kita butuh invest, kita butuh investasi, kita butuh juga pengembangan industri energi terbarukan di dalam negeri," sambungnya.
Lebih lanjut, Fabby mengatakan, market industri energi di Indonesia dinilai kian merosot. Kata dia, teknologi modul Surya terkesan tertinggal dibandingkan dengan teknologi modul Surya impor.
Hal itu dilihat berdasarkan kapasitas produksi dari Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia (APAMSI).
"Dan hari ini, kalau kita lihat industri itu tidak bisa berkembang, kenapa? karena marketnya kecil. Misalnya kita bangun industri modul Surya, kapasitas hari ini itu lebih dari 1.000 Mega ya, tapi sebagian besar itu untuk ekspor," kata Fabby.
"Dan ini membuat modul surya kita ketinggalan teknologinya harganya jauh lebih mahal sehingga tidak kompetitif dan tidak bank-able untuk proyek-proyek yang didanai oleh oleh pedagang internasional," tambahnya.
Baca Juga: Pengusaha Panas Bumi Tagih Insentif Energi Baru Terbarukan (EBT)
Terlebih, kata Fabby, kendala lain yang dihadapi pemerintah ialah pembelian energi terbarukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang saat ini tengah menghadapi kondisi over capacity.
"Nah ini yang menjadi juga salah satu kendala ya kita menggunakan energi terbarukan tapi kalau yang beli hanya PLN, dan PLN hari-hari ini menghadapi kondisi overcapacity, sehingga pengembangan terbarukan yang sangat terbatas," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kementerian ESDM Catat Potensi Energi Baru Terbarukan Indonesia Capai 3.600 Gigawatt
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News