kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Potensi Ekonomi Digital Indonesia Dapat Memicu Hadirnya Pemain E-Commerce Baru


Rabu, 01 November 2023 / 17:08 WIB
Potensi Ekonomi Digital Indonesia Dapat Memicu Hadirnya Pemain E-Commerce Baru
ILUSTRASI. nilai Gross Merchandise Volume (GMV) ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar US$ 76 miliar pada 2022


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) mengakui potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar, seperti yang disampaikan dalam riset terbaru Google, Temasek, dan Bain & Company.

Dalam laporan riset yang diterima Kontan, Rabu (1/11), nilai Gross Merchandise Volume (GMV) ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar US$ 76 miliar pada 2022 atau naik 20% dibandingkan tahun 2021 yakni US$ 63 miliar. Untuk 2023, Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan GMV ekonomi digital Indonesia naik 8% menjadi US$ 82 miliar.

Setelah 2023, GMV ekonomi digital Indonesia diprediksi kembali tumbuh 15% menjadi US$ 109 miliar pada 2025. Adapun pada 2030 nanti, GMV ekonomi digital nasional diperkirakan melesat di kisaran US$ 210—US$ 360 miliar.

Kontributor utama pendorong ekonomi digital datang dari sektor e-commerce. Lihat saja, pada 2021 lalu sektor e-commerce menyumbang GMV senilai US$ 48 miliar, kemudian naik 20% pada 2022 menjadi US$ 58 miliar, dan diperkirakan kembali tumbuh 7% menjadi US$ 62 miliar pada 2023.

Sedangkan pada 2025, GMV sektor e-commerce diprediksi mencapai US$ 82 miliar atau naik 15% dari proyeksi 2023. Tahun 2030 nanti, sektor e-commerce diperkirakan memiliki GMV sekitar US$ 160 miliar.

Baca Juga: Riset Google, Temasek, Bain: Ekonomi Digital Indonesia Capai US$ 109 Miliar di 2025

Ketua Umum idEA Bima Laga menyampaikan, banyak potensi yang bisa digali dari sektor e-commerce sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital yang positif di Indonesia. Peluang hadirnya pemain-pemain e-commerce baru pun terbuka lebar. Namun, kemungkinan mereka akan berbisnis e-commerce dengan segmen yang lebih spesifik.

"Ini untuk membatasi ruang kompetisi dengan pemain besar yang sudah lebih dahulu memiliki pasar dan ekosistemnya juga telah terbentuk," ujar Bima, Selasa (1/11).

Merujuk laporan Momentum yang berjudul "E-commerce in Southeast Asia 2023", Shopee dan Tokopedia masih merajai pasar e-commerce Indonesia dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 36% dan 35%.

Bima melanjutkan, tantangan sektor e-commerce juga tidak kalah besar pada masa mendatang. Apalagi, industri e-commerce saling bersinggungan dengan banyak sektor lainnya, seperti industri perbankan, pembiayaan, hingga logistik.

Kebutuhan akan literasi digital secara matang dari sisi konsumen dan penjual di e-commerce juga tetap tinggi kendati jumlah pengguna internet di Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun. "Sebab, pengguna baru e-commerce baik dari sisi pelaku usaha dan konsumen cukup tinggi," tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×