kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.254   -26,00   -0,16%
  • IDX 7.005   61,45   0,88%
  • KOMPAS100 1.020   9,19   0,91%
  • LQ45 779   10,37   1,35%
  • ISSI 230   -0,09   -0,04%
  • IDX30 401   6,24   1,58%
  • IDXHIDIV20 465   9,72   2,14%
  • IDX80 115   1,11   0,98%
  • IDXV30 116   1,36   1,19%
  • IDXQ30 129   1,78   1,39%

Potensi Ekonomi Digital Indonesia Dapat Memicu Hadirnya Pemain E-Commerce Baru


Rabu, 01 November 2023 / 17:08 WIB
Potensi Ekonomi Digital Indonesia Dapat Memicu Hadirnya Pemain E-Commerce Baru
ILUSTRASI. nilai Gross Merchandise Volume (GMV) ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar US$ 76 miliar pada 2022


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) mengakui potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar, seperti yang disampaikan dalam riset terbaru Google, Temasek, dan Bain & Company.

Dalam laporan riset yang diterima Kontan, Rabu (1/11), nilai Gross Merchandise Volume (GMV) ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar US$ 76 miliar pada 2022 atau naik 20% dibandingkan tahun 2021 yakni US$ 63 miliar. Untuk 2023, Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan GMV ekonomi digital Indonesia naik 8% menjadi US$ 82 miliar.

Setelah 2023, GMV ekonomi digital Indonesia diprediksi kembali tumbuh 15% menjadi US$ 109 miliar pada 2025. Adapun pada 2030 nanti, GMV ekonomi digital nasional diperkirakan melesat di kisaran US$ 210—US$ 360 miliar.

Kontributor utama pendorong ekonomi digital datang dari sektor e-commerce. Lihat saja, pada 2021 lalu sektor e-commerce menyumbang GMV senilai US$ 48 miliar, kemudian naik 20% pada 2022 menjadi US$ 58 miliar, dan diperkirakan kembali tumbuh 7% menjadi US$ 62 miliar pada 2023.

Sedangkan pada 2025, GMV sektor e-commerce diprediksi mencapai US$ 82 miliar atau naik 15% dari proyeksi 2023. Tahun 2030 nanti, sektor e-commerce diperkirakan memiliki GMV sekitar US$ 160 miliar.

Baca Juga: Riset Google, Temasek, Bain: Ekonomi Digital Indonesia Capai US$ 109 Miliar di 2025

Ketua Umum idEA Bima Laga menyampaikan, banyak potensi yang bisa digali dari sektor e-commerce sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital yang positif di Indonesia. Peluang hadirnya pemain-pemain e-commerce baru pun terbuka lebar. Namun, kemungkinan mereka akan berbisnis e-commerce dengan segmen yang lebih spesifik.

"Ini untuk membatasi ruang kompetisi dengan pemain besar yang sudah lebih dahulu memiliki pasar dan ekosistemnya juga telah terbentuk," ujar Bima, Selasa (1/11).

Merujuk laporan Momentum yang berjudul "E-commerce in Southeast Asia 2023", Shopee dan Tokopedia masih merajai pasar e-commerce Indonesia dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 36% dan 35%.

Bima melanjutkan, tantangan sektor e-commerce juga tidak kalah besar pada masa mendatang. Apalagi, industri e-commerce saling bersinggungan dengan banyak sektor lainnya, seperti industri perbankan, pembiayaan, hingga logistik.

Kebutuhan akan literasi digital secara matang dari sisi konsumen dan penjual di e-commerce juga tetap tinggi kendati jumlah pengguna internet di Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun. "Sebab, pengguna baru e-commerce baik dari sisi pelaku usaha dan konsumen cukup tinggi," tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×