Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) mengakui potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar, seperti yang disampaikan dalam riset terbaru Google, Temasek, dan Bain & Company.
Dalam laporan riset yang diterima Kontan, Rabu (1/11), nilai Gross Merchandise Volume (GMV) ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar US$ 76 miliar pada 2022 atau naik 20% dibandingkan tahun 2021 yakni US$ 63 miliar. Untuk 2023, Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan GMV ekonomi digital Indonesia naik 8% menjadi US$ 82 miliar.
Setelah 2023, GMV ekonomi digital Indonesia diprediksi kembali tumbuh 15% menjadi US$ 109 miliar pada 2025. Adapun pada 2030 nanti, GMV ekonomi digital nasional diperkirakan melesat di kisaran US$ 210—US$ 360 miliar.
Kontributor utama pendorong ekonomi digital datang dari sektor e-commerce. Lihat saja, pada 2021 lalu sektor e-commerce menyumbang GMV senilai US$ 48 miliar, kemudian naik 20% pada 2022 menjadi US$ 58 miliar, dan diperkirakan kembali tumbuh 7% menjadi US$ 62 miliar pada 2023.
Sedangkan pada 2025, GMV sektor e-commerce diprediksi mencapai US$ 82 miliar atau naik 15% dari proyeksi 2023. Tahun 2030 nanti, sektor e-commerce diperkirakan memiliki GMV sekitar US$ 160 miliar.
Baca Juga: Riset Google, Temasek, Bain: Ekonomi Digital Indonesia Capai US$ 109 Miliar di 2025
Ketua Umum idEA Bima Laga menyampaikan, banyak potensi yang bisa digali dari sektor e-commerce sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital yang positif di Indonesia. Peluang hadirnya pemain-pemain e-commerce baru pun terbuka lebar. Namun, kemungkinan mereka akan berbisnis e-commerce dengan segmen yang lebih spesifik.
"Ini untuk membatasi ruang kompetisi dengan pemain besar yang sudah lebih dahulu memiliki pasar dan ekosistemnya juga telah terbentuk," ujar Bima, Selasa (1/11).
Merujuk laporan Momentum yang berjudul "E-commerce in Southeast Asia 2023", Shopee dan Tokopedia masih merajai pasar e-commerce Indonesia dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 36% dan 35%.
Bima melanjutkan, tantangan sektor e-commerce juga tidak kalah besar pada masa mendatang. Apalagi, industri e-commerce saling bersinggungan dengan banyak sektor lainnya, seperti industri perbankan, pembiayaan, hingga logistik.
Kebutuhan akan literasi digital secara matang dari sisi konsumen dan penjual di e-commerce juga tetap tinggi kendati jumlah pengguna internet di Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun. "Sebab, pengguna baru e-commerce baik dari sisi pelaku usaha dan konsumen cukup tinggi," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News