kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Potensi masih besar, Chandra Asri (TPIA) fokus perkuat bisnis di pasar domestik


Kamis, 14 Januari 2021 / 17:20 WIB
Potensi masih besar, Chandra Asri (TPIA) fokus perkuat bisnis di pasar domestik
ILUSTRASI. Pabrik Polyethylene (PE) milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asih Petrochemical Tbk (TPIA) selaku anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menyatakan terus fokus mengembangkan bisnis petrokimia di pasar domestik. Ini mengingat potensi pasar petrokimia di dalam negeri masih cukup besar.

Head of Investor Relations TPIA Harry Tamin mengatakan, pada dasarnya bisnis petrokimia TPIA di pasar lokal porsinya lebih besar ketimbang pasar ekspor. Sebab, perusahaan berkomitmen untuk membantu para pelaku usaha manufaktur untuk memperoleh produk petrokimia yang dapat menjadi bahan baku plastik dan lain-lain.

Alhasil, anggota indeks Kompas100 ini, bisa berkontribusi pada pengurangan impor petrokimia.

Berdasarkan materi paparan publik TPIA pada November 2020 lalu, TPIA memang memiliki pangsa pasar yang besar di berbagai produk petrokimia. Ambil contoh, olefin yang mana TPIA memiliki pangsa pasar mencapai 50%, sedangkan 28% produk olefin nasional masih diperoleh secara impor.

Baca Juga: Simak rencana bisnis Barito Pacific (BRPT) di sektor panas bumi untuk tahun ini

TPIA juga punya pangsa pasar besar di produk polyethylene sebanyak 30%. Jika dilihat, 52% produk polyethylene yang beredar di Indonesia masih didapat dari luar negeri.

Manajemen TPIA pun berupaya meningkatkan kemampuan produksi petrokimia, termasuk potensi penambahan pabrik baru di masa depan. “Dari tahun ke tahun kami terus menambah kapasitas sehingga bisa memenuhi kebutuhan petrokimia domestik,” ujar Harry, Kamis (14/1).

Dalam catatan Kontan, kapasitas produksi TPIA telah meningkat dari level 4 juta ton per tahun pada 2019 menjadi 4,23 juta ton per tahun pada 2020. Peningkatan kapasitas tersebut berasal dari penyelesaian pabrik MTBE dan Butene-1 pada tahun 2020.

Harry melanjutkan, penjualan petrokimia TPIA ke luar negeri lebih dilakukan dalam rangka menyeimbangkan permintaan pasar. Dalam hal ini, TPIA mengekspor petrokimia mana kala produk tersebut belum terserap sepenuhnya di dalam negeri.

Sejauh ini, TPIA mengekspor produk petrokimia-nya ke beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam, hingga ke berbagai negara lainnya seperti China, India, dan Australia.

“Meski fokus kami di domestik, intinya kami juga bisa melakukan penetrasi ke pasar ekspor,” imbuh Harry.

Ia memperkirakan, pasar petrokimia di dalam maupun luar negeri masih akan positif di tahun ini, hanya memang pertumbuhannya tidak terlalu agresif. Pasalnya, ketidakpastian pandemi Covid-19 masih menjadi hantu bagi banyak sektor industri.

Baca Juga: Gandeng Ecolab, Chandra Asri Petrochemical bakal terapkan teknologi green chemistry

Terlepas dari itu, manajemen TPIA menilai bahwa tren kinerja bisnisnya lebih sering mentereng di semester kedua di tiap tahun, terutama di kuartal IV yang berlangsung di akhir tahun.

“Trennya lebih sering seperti itu, tapi kami belum bicara capaian kinerja dalam konteks tahun 2020 lalu. Walau begitu, kami lihat hari ini pun marjin dan harga produk petrokimia masih positif,” ungkap dia.

Yang terang, pihak TPIA akan selalu berusaha menjaga operasional pabrik-pabriknya supaya bisa memaksimalkan momentum tren positif di industri petrokimia.

Sekadar catatan, TPIA membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 8,7% (yoy) menjadi US$ 1,26 miliar per kuartal III-2020. Secara umum, TPIA merupakan kontributor utama bagi pendapatan konsolidasi Grup Barito Pacific.

Selanjutnya: Simak sejumlah rencana bisnis Telkom (TLKM) di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×