Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Peribahasa ini sesuai untuk dilekatkan pada PT Balai Pustaka (Persero) yang meminta agar Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyuntik dana melalui Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Pasalnya, dua minggu lalu PPA mengirim surat pada Balai Pustaka yang isinya menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa mengucurkan dana untuk Balai Pustaka.
Sayangnya, dalam surat itu PPA tidak menyebutkan secara jelas alasan tidak bisa menyuntik dana kepada BUMN percetakan tersebut. Sebaliknya, PPA malah mengalihkan permasalahan Balai Pustaka kepada BNI Securities yang bertindak sebagai arranger.
Terang saja, Ketua Umum Serikat Pekerja Balai Pustaka, Rafita keberatan dengan pengalihan kepada pihak ketiga tersebut. Alasannya karena bunga yang diberikan oleh BNI Securities cukup tinggi. "BNI memberi kita bunga hingga 18%," imbuh Rafita, seusai menghadiri rapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (02/02).
Saat ini, Balai Pustaka membutuhkan dana sedikitnya Rp 150 miliar untuk memperbaiki infrastruktur, membenahi SDM dan juga permodalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News