Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pelaku bisnis properti asing kembali masuk ke pasar Indonesia. Kali ini giliran perusahaan Inggris, Premier Inn yang merupakan anak usaha Whitbread PLC, yang siap membidik tujuh kota besar di Indonesia.
Rencananya sepanjang 2015 hingga 2016 mendatang, 10 hotel dengan brand Premier Inn akan buka untuk publik. Senior Vice President Development Premier Inn Asia Pasifik Erik van Keulen mengatakan, targetnya pada 2016 akhir Premier Inn siap hadir lewat 1.452 kamar. Nantinya seluruh hotel yang dikelola oleh Premier Inn merupakan budget hotel yang setara dengan bintang 3. "Untuk saat ini, Premier Inn hanya mengelola saja," jelas Erik di British Ambassador Residence, Jakarta, Kamis (30/10),
Untuk membangun 10 hotel itu, Premier Inn bekerja sama dengan 7 pengembang lokal properti. "Rencananya setelah resmi buka, mau joint venture dengan pengembang tersebut," tambah Erik. Dengan joint venture itu diharapkan pergerakan Premier Inn di Indonesia akan semakin pesat.
Adapun 7 kota yang dibidik oleh Premier Inn adalah, Bali (Jimbaran, Benoa, Denpasar) total 412 kamar, Yogyakarta 136 kamar, Surabaya 167 kamar, Makasar 186 kamar, Samarinda 147 kamar, Bogor 129 kamar dan Jakarta (Bandara dan Mampang Prapatan) total 275 kamar. Saat ini yang sudah dibangun baru 2 hotel yakni, Premier Inn Bali Jimbaran sejak Maret 2014 dan Premier Inn Yogyakarta di Jalan Solo sejak Juni 2014.
Premier Inn akan hadir dengan rate per room dalam kisaran Rp 450.000 - Rp 550.000 yang berbeda tergantung pada lokasi. "Di Jimbaran Bali dan Yogyakarta Jl. Solo akan mulai buka pada Q3 2015," tambah Erik. Yang kemudian disusul oleh Denpasar Bali, Jl H.R. Mohamad Surabaya, Biring Kanaya Makasar pada Q1 2016. Lalu pada Q2 2016 ada Jl. Jend. Sudirman Samarinda, Benoa Bali dan Bogor. Yang terakhir pada Q3 dan Q4 2016 yakni di Bandara dan Mampang Prapatan Jakarta.
"Targetnya di 2018 kami akan punya 5.000 kamar," papar Linda Halim, Head of Sales and Marketing Premier Inn Indonesia. Dengan target itu dalam jangka panjang diharapkan market share Premier Inn mencapai 10% di Indonesia.
Sebagai pengelola, Premier Inn menginvestasikan dana sekitar US$ 40.000 sampai US$ 50.000 per kamarnya. Dengan luas kamar sekitar 21 meter persegi. Kemudian nantinya, Premier Inn akan mendapat management dan incentive fee dalam pengelolaan. "Meski begitu, semua hotel yang dibangun sesuai standar dan spesifikasi kami," tambah Linda.
Melihat pasar Indonesia yang gemuk, Linda mengaku bahwa potensi perhotelan di Indonesia masih sangat tinggi. Terutama di daerah. Premier Inn mengincar keluarga dan bisnis yang membutuhkan kunjungan singkat. "Harga yang bersaing dengan brand yang dikenal menjadi strategi kami," jelasnya.
Tidak hanya itu, Premier Inn pun saat ini sedang mencari mitra untuk membangun hotel-hotel mereka lainnya. "Kami mencari lahan investasi," kata Erik. Sampai saat ini, menurutnya sudah ada 20 pengembang hotel yang menyatakan tertarik.
Karena proses masih baru dimulai, Erik enggan merinci seperti apa rencana tersebut. Hanya saja, skemanya akan menjadi joint venture. Sebelum nantinya, Premier Inn berharap akan dapat memiliki hotelnya sendiri di Indonesia dalam tahun-tahun mendatang.
Premier Inn sendiri merupakan pemilik 670 jaringan hotel di Inggris termasuk di dalamnya 8 hotel Premier Inn di seluruh Uni Emirate Arab dan India. Perusahaan ini juga akan membangun membangun hotel di Thailand, Singapore dan Malaysia. "Targetnya dalam 3 tahun Premier Inn Internasional akan memiliki 50 hotel di Asia Tenggara, India dan Timur Tengah," kata Erik. Premier Inn Indonesia termasuk sebagai bagian dari Premier Inn Internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News