kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prioritaskan Perlindungan Ekosistem Pertembakauan Terutama Sektor Padat Karya


Kamis, 29 Februari 2024 / 17:00 WIB
Prioritaskan Perlindungan Ekosistem Pertembakauan Terutama Sektor Padat Karya
ILUSTRASI. Pekerja menunjukkan rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) di salah satu pabrik rokok di Kudus, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2024). Prioritaskan Perlindungan Ekosistem Pertembakauan Terutama Sektor Padat Karya


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Industri Sigaret Kretek Tangan (SKT) di Indonesia telah mengalami perubahan signifikan setelah mengalami penurunan selama lebih dari satu dekade. Peningkatan ini tercermin dari pembukaan pabrik-pabrik SKT baru, terutama di Pulau Jawa.

Pembukaan pabrik-pabrik SKT baru ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi daerah dengan meningkatkan lapangan kerja.

Seiring dengan pertumbuhan sektor ini, dukungan penuh dari pemerintah diharapkan dapat memperkuat penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat di tingkat daerah.

Baca Juga: Catat Rekomendasi Saham GGRM, HMSP, dan WIIM Saat Industri Rokok Hadapi Tantangan

I Ketut Budhyman, Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), menekankan pentingnya menjaga ekosistem pertembakauan sebagai penyedia lapangan kerja dan penghidupan bagi masyarakat lokal. 

Menurutnya, keberlangsungan industri SKT dan industri rokok pada umumnya memiliki peran vital dalam ekonomi domestik, terutama dalam hal kontribusi terhadap penerimaan cukai yang signifikan dan penyerapan tenaga kerja yang besar.

"Paslon manapun yang nantinya memimpin negeri ini, harapan kami untuk ekosistem pertembakauan, (khususnya) SKT, yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam sejarah Indonesia," ujarnya dalam keterangannya, Kamis (29/2).

Baca Juga: Bea Cukai Berikan Fasilitas Pembebasan Cukai Etil Alkohol Untuk UMKM Kosmetik

Pada tahun 2023, kontribusi cukai rokok mencapai Rp 213,48 triliun atau sekitar 10% dari total penerimaan pajak, menunjukkan pentingnya industri tembakau bagi penerimaan negara. 

Budhyman juga mencatat bahwa sekitar 6 juta tenaga kerja terlibat dalam ekosistem pertembakauan dari hulu ke hilir, khususnya dalam segmen SKT yang menyerap banyak tenaga kerja lokal.

Perlindungan dan pemberdayaan bagi segmen industri ini dianggap penting oleh Budhyman, dan ia menyerukan perlunya regulasi yang adil, berimbang, dan transparan untuk mendukung pertumbuhan dan daya saing sektor ini.

Di sisi lain, Paulus Totok Lusida, Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, menegaskan komitmennya untuk mendukung sektor padat karya, termasuk industri SKT. Salah satu implementasi dari dukungan ini adalah pengenaan cukai yang lebih rendah.

Baca Juga: Pelaku Usaha Dorong Pemanfaatan Produk Tembakau Alternatif Sebagai Harm Reduction

Menurut Paulus, sektor padat karya memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan ekonomi global yang tidak stabil, dan meningkatkan resiliensi negara terhadap kondisi tersebut. 

Dalam pandangan Paulus, pemerintah harus memprioritaskan sektor padat karya dan menciptakan lini usaha yang berorientasi pada padat karya, sebagai strategi untuk menghadapi berbagai tantangan global di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×