Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) berharap dapat terus meningkatkan kinerja bisnisnya di tengah meredanya situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Direktur Utama Prodia Widyahusada Dewi Mulianty mengatakan, PRDA masih bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif sekalipun Indonesia dilanda pandemi Covid-19.
Pada 2020 misalnya, pendapatan neto PRDA naik 7,47% year on year (yoy) menjadi Rp 1,87 triliun. Kemudian, pada 2021 lalu, pendapatan neto PRDA melonjak 41,71% (yoy) menjadi Rp 2,65 triliun. Hanya saja, per kuartal III-2022, pendapatan neto PRDA turun 21,10% (yoy) menjadi Rp 1,57 triliun.
Manajemen PRDA yakin kinerja perusahaan ini akan tumbuh selepas berakhirnya kebijakan PPKM di Tanah Air. Terlebih lagi, PRDA selama ini tidak menggantungkan pendapatannya dari layanan tes terkait Covid-19. Berbagai layanan tes kesehatan lainnya turut digenjot performanya oleh perusahaan tersebut.
Baca Juga: PPKM Dicabut, Prodia Tetap Sediakan Layanan Pemeriksaan Covid-19 Antigen dan PCR
PRDA pun juga berupaya melakukan transformasi digital, termasuk meningkatkan porsi pendapatan dari digitalisasi pada tahun-tahun mendatang. “Kami harapkan kinerja Prodia bisa kembali seperti sebelum pandemi Covid-19, atau bahkan lebih,” ujar Dewi ketika ditemui KONTAN, Selasa (24/1).
Selain pandemi Covid-19, kinerja PRDA pada tahun ini juga dipengaruhi oleh faktor eksternal alinnya seperti dinamika makro ekonomi nasional dan global, termasuk tren inflasi.
Dewi menambahkan, untuk tahun ini pihaknya bakal menggelontorkan capital expenditure (capex) atau belanja modal dengan besaran yang kurang lebih sama dengan capex perusahaan pada tahun lalu. Dalam catatan Kontan, capex PRDA pada tahun 2022 yakni berkisar Rp 250 miliar sampai Rp 300 miliar.
Nantinya, capex tersebut akan dipakai PRDA untuk pengembangan cabang atau outlet baru. PRDA juga akan melanjutkan pengembangan digitalisasi dengan mengandalkan capex yang disediakan tahun ini.
Sebagai informasi, PRDA berencana membuka 2 cabang secara mandiri yang berlokasi di Jabodetabek dan luar Jabodetabek. Cabang baru tersebut akan dibuka pada kuartal pertama dan kuartal ketiga tahun ini.
Selain itu, PRDA juga berencana menambah 2-3 outlet yang bekerja sama dengan rumah sakit, serta menambah sekitar 20 outlet yang bekerja sama dengan klinik.
Sejauh ini, PRDA telah memiliki 152 cabang secara mandiri yang tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia. PRDA juga mengoperasikan laboratorium kesehatan yang bekerja sama dengan beberapa rumah sakit. Alhasil, secara akumulasi PRDA memiliki 276 outlet di seluruh penjuru Tanah Air.
Terkait digitalisasi, dalam beberapa tahun terakhir PRDA telah mengembangkan aplikasi Prodia Mobile memudahkan pelanggan dalam mengakses berbagai layanan tes kesehatan, termasuk layanan tes kesehatan secara home service. Pelanggan juga bisa melakukan konsultasi kesehatan melalui chatting dengan dokter ketika menggunakan aplikasi tersebut.
Untuk mengakselerasi transformasi digital, PRDA telah mendirikan anak usaha baru bernama PT Prodia Digital Indonesia (PRDI) dengan modal dasar Rp 1 triliun pada pertengahan tahun lalu.
Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) Perkuat Transformasi Digital pada Tahun Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News