Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Untuk bersaing dengan negara lain dalam masyarakat ekonomi Asean alias Asean Economic Community (AEC) 2015, Usaha Kecil Menengah (UKM) akan mengandalkan produk industri kreatif seperti fesyen, perhiasan dan sepatu. Untuk itu, pemerintah akan menjadikan beberapa daerah sebagai basis produksi.
Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saedah mengatakan produk industri kreatif akan bisa menjadi andalan UKM karena Indonesia memiliki banyak industri kreatif yang unik di berbagai daerah. "Tapi kita masih harus melakukan pembenahan agar bisa meningkatkan daya saing," kata Euis usai membuka Sumatera Barat Food & Craft Fair IV, Selasa (10/5).
Pembenahan yang harus dilakukan di antaranya terkait dengan standar produk yang sama terutama untuk perhiasan. Di Indonesia, produk perhiasan yang terbuat dari logam, emas, perak atau batu-batuan belum memiliki ukuran standar yang tetap. Padahal untuk memudahkan transaksi dengan luar negeri seharusnya ada standar ukuran yang pasti.
Selain itu, Euis mengatakan produk UKM juga harus terintegrasi dan tidak terpisah-pisah agar produksi yang dilakukan lebih efisien. Inovasi juga perlu dilakukan agar produknya disukai oleh masyarakat. "Misalnya untuk produk fesyen dari Sumatera Barat sekarang sudah enteng dan gampang dipakai," jelas Euis.
Sementara itu, beberapa wilayah yang disiapkan menjadi basis produksi di antaranya adalah Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Yogyakarta. Wilayah itu akan menjadi penggerak UKM di daerah-daerah lain.
Euis mengatakan selama ini mayoritas UKM industri kreatif masih terpusat di Pulau Jawa. Padahal di luar Jawa, potensi UKM sangat besar terutama untuk produk kreatif. Untuk itulah, pembentukan basis produksi di luar Jawa menurutnya sangat penting.
IKM sendiri pada tahun ini ditargetkan dapat mencapai pertumbuhan sebesar 4% dari tahun lalu. Sedangkan pada tahun 2010, pertumbuhannya hanya 0,2% dari tahun sebelumnya. Salah satu kendala yang dihadapi dalam mencapai pertumbuhan yang tinggi menurut Euis karena kesulitan bahan baku terutama untuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Untuk itu, Euis berharap PT Sandang yang berstatus BUMN dapat dihidupkan kembali agar bisa menjamin pasokan bahan baku tekstil di dalam negeri.
Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan sebagai dasar pengembangan industri kreatif di Indonesia, masyarakat dituntut untuk menggali dan mengembangkan keunikan budaya lokal. Industri kreatif sendiri menjadi salah satu sektor yang terus didorong untuk pengembangan ekonomi ke depan. "Industri kreatif bisa menghasilkan produk unik dengan nilai seni tinggi dan dapat bersaing di pasar," ungkap Hidayat.
Industri kreatif juga menurutnya juga bisa menyerap tenaga kerja yang banyak. Sebagai contoh, saat ini terdapat sebanyak 4.606 unit IKM di Sumatera Barat. Dari industri yang sudah mengelompok ke dalam klaster itu, tenaga kerja yang terserap mencapai 29.880 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News