kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.622   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.040   -11,08   -0,14%
  • KOMPAS100 1.118   -5,53   -0,49%
  • LQ45 804   -6,09   -0,75%
  • ISSI 279   0,16   0,06%
  • IDX30 422   -0,76   -0,18%
  • IDXHIDIV20 484   -1,72   -0,35%
  • IDX80 122   -0,75   -0,61%
  • IDXV30 132   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 134   -0,95   -0,70%

Produksi Anjlok 32%, Laba PT Timah (TINS) Susut 30% pada Semester I-2025


Senin, 22 September 2025 / 19:45 WIB
Produksi Anjlok 32%, Laba PT Timah (TINS) Susut 30% pada Semester I-2025
ILUSTRASI. Timah batangan produksi PT Timah Tbk. PT Timah (TINS) mencatat produksi bijih timah hanya mencapai 6.997 ton Sn, anjlok 32% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 10.279 ton Sn


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja operasional PT Timah Tbk (TINS) pada semester I-2025 tertekan.

Perusahaan mencatat produksi bijih timah hanya mencapai 6.997 ton Sn, anjlok 32% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 10.279 ton Sn. Alhasil, laba bersih TINS terkoreksi 30% menjadi Rp 300 miliar.

Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Nur Adi Kuncoro menjelaskan penurunan ini dipicu oleh keterbatasan alat produksi, khususnya kapal isap produksi. Selain itu, cuaca serta akses ke sejumlah area tambang seperti Oliver di Laut Belitung, Bringa di Bangka Tengah, dan Laut Rias di Bangka Selatan juga belum optimal.

“Menurun cukup signifikan, terutama di sisi kapal isap produksi,” ujar Adi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (22/9).

Baca Juga: Kementerian PKP Targetkan KUR Perumahan Mulai Tersalur Bulan Ini

Mengacu laman resmi perusahaan, ada faktor lain yang ikut menekan kinerja produksi, yakni kondisi cadangan yang tidak menerus (spotted) serta masih maraknya aktivitas tambang ilegal.

Sejalan dengan itu, produksi logam timah ikut terkoreksi 29% menjadi 6.870 metrik ton, dari sebelumnya 9.675 metrik ton. Penjualan logam timah juga terpangkas 28% menjadi 5.983 metrik ton dibandingkan 8.299 metrik ton pada semester I-2024.

Meski volume turun, harga jual rata-rata logam timah naik 8% menjadi US$ 32.816 per metrik ton, dari sebelumnya US$ 30.397 per metrik ton. Dari sisi pasar, penjualan domestik hanya berkontribusi 8%, sedangkan ekspor mendominasi 92% dengan tujuan utama Jepang (20%), Korea Selatan (19%), Singapura (16%), Belanda (10%), Italia (5%), dan India (4%).

Dari sisi keuangan, PT Timah mencatat pendapatan Rp 4,22 triliun atau turun 19% dari Rp 5,21 triliun pada semester I-2024. Seiring dengan itu, beban pokok pendapatan turun 15,6% menjadi Rp 3,37 triliun, dari Rp 4,00 triliun. Laba bersih perseroan terkoreksi 30% menjadi Rp 300 miliar.

Adapun capaian EBITDA PT Timah pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp 838 miliar, turun 31% dibandingkan Rp 1,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Baca Juga: Produksi Timah TINS Mulai Tumbuh Positif, Laba Bersih 2025 Diprediksi Bakal Moncer

Selanjutnya: Ini Sejumlah Pekerjaan Rumah Bagai Calon Dewan Komisioner LPS Baru

Menarik Dibaca: Film Suzzanna: Santet Dosa di Atas Dosa Rilis Official Teaser Poster

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×