Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) akan terus melanjutkan transformasi proses bisnis untuk bisa menjaga perkembangan bisnis secara berkelanjutan ke depan. Selama paruh pertama tahun ini, perusahaan telah menjalankan strategi efisiensi biaya, penurunan utang berbunga, serta penguatan pengelolaan arus kas.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani, mengatakan bahwa di paruh kedua ini pengoptimalan produksi akan dilakukan melalui peningkatan sumber daya dan cadangan.
“Tahun ini, TINS menargetkan menargetkan produksi bijih timah sebesar 21.500 ton Sn, produksi logam timah 21.545 metrik ton, dan penjualan logam timah sebesar 19.065 metrik ton,” ungkap Fina dalam keterangannya, Kamis (31/7). Adapun produksi bijih timah TINS di semester I-2025 mencapai 6.997 ton Sn dan produksi logam mencapai 6.870 metrik ton.
Baca Juga: Timah (TINS) Suntik Modal ke Anak Usaha Rp 10 Miliar
Selain mengoptimalkan produksi, kata dia, PT Timah juga akan melakukan penambahan armada produksi dan jumlah tambang, pengamanan wilayah Izin Usaha Pertambangan,
TINS telah menyiapkan lima strategi utama untuk mentapai target produksi tahun ini. Pertama, meningkatkan pengelolaan cadangan dan sumberdaya. Kedua, mendorong kepemimpinan pasar, agresivitas produksi dan kinerja operasi.
Ketiga, memperkuat hilirisasi serta industrialisasi melalui pengembangan electric vehicle dan industri energi. Keempat, melakukaan transformasi proses bisnis. Kelima, pengembangan Center of Excellence dan optimalisasi portofolio.
Untuk penambangan laut, TINS juga mengupayakan penambahan kerja sama Kapal Isap Produksi (KIP), pengolahan Sisa Hasil Pengolahan KIP maupun Ponton Isap Produksi dan penggunaan bor pandu menggunakan 1 unit kapal bor pada masing-masing area produksi untuk meningkatkan confident level dan efektifitas penggalian.
Di luar aspek finansial, PT Timah terus mendorong penerapan ESG sebagai pilar utama transformasi bisnis, dalam aspek lingkungan PT Timah secara konsisten TINS melaksanakan program reklamasi lahan bekas tambang dan konservasi wilayah pesisir.
Baca Juga: Perbaikan Produksi Menjadi Kunci Pertumbuhan Kinerja PT Timah Tbk (TINS)
Dalam aspek sosial, PT Timah juga melaksanakan program pengembangan masyarakat, pemberdayaan UMKM, pendidikan dan kesehatan masyarakat. PT Timah juga terus memperkuat transprasi bisnis, audit internal berkelanjutan serta kepatuhan terhadap regulasi.
Sepanjang semester I-2025, TINS masih menghadapi tantangan. Perusahaan hanya membukukan pendapatan Rp 4,22 triliun. Sedang di periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 5,21 triliun. Rinciannya, pendapatan timah mencapai Rp 3,21 triliun, tin chemical Rp 473,5 miliar, tin solder Rp 170,7 miliar, batubara Rp 122,9 miliar, nikel Rp 101,9 miliar, real estate Rp 78,3 miliar, jasa galangan kapal Rp 39,1 miliar dan jasa pengangkutan Rp 17,8 miliar.
Penjualan logam timah perusahaan ini masih didominasi pasar ekspor yang mencapai 92% dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Jepang 20%, Korea Selatan 19%, Singapura 16%, Belanda 10%. Italia 5%, dan India 4%.
Dari sisi bottom line, TINS hanya berhasil mengantongi Rp 300 miliar selama periode Januari-Juni 2025. Walau secara tahun menyusut, namun capaian itu mencapai 93% dari target yang ditetapkan perusahaan, yakni Rp 322,64 miliar. Sementara Quick Ratio mencapai 63,6%, Current Ratio tercatat 204,1%, Debt to Asset Ratio mencapai 40,8%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 69,0%.
Selanjutnya: Tarif Trump Mendongkrak Harga, Inflasi AS Meningkat di Juni
Menarik Dibaca: Naik Kereta Lihat Jadwal KRL Solo Jogja pada Jumat 1 Agustus 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News