Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tidak sesignifikan seperti tahun-tahun sebelumnya, namun realisasi produksi batubara pada tahun 2020 kembali melebihi target. Tahun lalu realisasi produksi batubara nasional tercatat 561 juta ton, atau 102% dari target sebesar 550 juta ton.
Bandingkan saja, pada tahun 2018, saat itu target produksi ditetapkan 485 juta ton, namun realisasinya meroket di angka 558 juta ton. Hal yang sama juga terjadi di 2019, di mana target awal ditetapkan 489 juta ton, namun realisasinya meleset hingga 616 juta ton.
Nah, untuk tahun ini, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan target yang konservatif, yakni tetap 550 juta ton. Dengan pemulihan pasar dan harga batubara sejak akhir tahun lalu, bukan tak mungkin realisasi produksi tahun ini kembali melebihi target.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menyampaikan, meski harga batubara sedang dalam tren kenaikan, namun pihaknya tetap melakukan pengendalian produksi sesuai target.
Baca Juga: Indo Tambangraya (ITMG) ramal pasar ekspor batubara bakal membaik di tahun 2021
Dia menyebut, pengendalian produksi justru penting untuk tetap menjaga tingkat harga agar tidak anjlok karena kelebihan pasokan (oversupply).
"Harga batubara sedang bagus, namun kita ingin agar harga ini tetap bagus. Sehingga pasokan batubara yang kita sediakan jangan sampai berlebihan, agar terjaga harganya. Untuk saat ini pemerintah sudah menetapkan rencana produksi," ujar Ridwan dalam konferensi pers tahunan Ditjen Minerba yang digelar secara daring, akhir pekan lalu.
Namun, dia mengatakan bahwa peluang untuk melakukan penyesuaian produksi tetap terbuka jika hal itu bisa menguntungkan pelaku usaha dan negara. Ridwan menjanjikan, jika ada penyesuaian rencana produksi, kebijakan itu dilakukan sesuai dengan regulasi dan melalui perhitungan yang cermat.
"Jika terjadi dinamika dalam perjalanannya yang sekiranya akan menguntungkan bagi badan usaha dan negara, kita terbuka untuk melakukan penyesuaian," sebut Ridwan.