Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Di sisi lain, produksi oilseed tahun 2022 diperkirakan akan melimpah meskipun kekeringan di Amerika Selatan masih menjadi faktor yang harus diperhatikan dengan seksama karena dapat menurunkan produktivitas.
Melimpahnya produksi oilseed tidak langsung meningkatkan pasokan minyak nabati karena berbagai alasan. Harga oilmeal yang kurang menarik akan menjadi salah satu faktor penghambat di samping untuk pemulihan stok oilseed yang terkuras di tahun 2021.
Produksi minyak sawit 2021 menunjukkan adanya anomali. Di semester II yang biasanya lebih tinggi dari semester I, untuk tahun 2021 justru lebih rendah.
Oleh sebab itu, produksi semester I-2022 akan menjadi petunjuk apakah penurunan produksi akan terus berlanjut atau akan terjadi kenaikan. Pemupukan yang terkendala di tahun 2021 akibat kelangkaan dan kenaikan harga pupuk akan mempengaruhi produktivitas dan produksi tahun 2022.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan DMO Minyak Goreng, Ekonom Tanya Siapa Pengelola?
Cuaca ekstrim basah yang terjadi di awal 2022 juga bukan hanya akan mempengaruhi produksi di semester pertama, tetapi juga di semester II-2022.
Gapki memproyeksi, produksi CPO di tahun 2022 mencapai 49 juta ton, dan PKO diprediksi mencapai 4,8 juta tpn. Sehingga total produksi CPO+PKO mencapai 53,8 juta ton atau naik 4,87% dibandingkan produksi tahun 2021 yang sebesar 52,3 juta ton.
Sementara itu, untuk konsumsi dalam negeri akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan pandemi Covid-19.
Tahun 2021, di mana pandemi Covid-19 masih ada, total konsumsi dalam negeri untuk pangan naik 6%, oleokimia naik 25%, dan biodiesel naik 2%. Untuk tahun 2022, konsumsi untuk pangan diperkirakan naik dengan laju yang hampir sama menjadi sekitar 800.000 ton per bulan atau 9,6 juta ton per tahun.
Baca Juga: Soal Minyak Goreng, KPPU Dalami Dugaan Pelanggaran Persaingan Usaha Tidak Sehat
Untuk oleokimia tahun 2021, konsumsi mendatar selama 6 bulan terakhir sekitar 180.000 ton per bulan dan diperkirakan akan berlanjut ke tahun 2022 sehingga konsumsi untuk oleokimia diperkirakan 2,16 juta ton per tahun.
"Konsumsi untuk biodiesel tergantung dari program mandatori biodiesel yang ditetapkan pemerintah," terang Mukti.
Sesuai program tahun 2022, program mandatori B30 dengan konsumsi biodiesel 2022 diperkirakan 8,83 juta ton. Dengan demikian, konsumsi dalam negeri 2022 diperkirakan sekitar 20,59 juta ton. Dengan produksi 53,8 juta ton dan konsumsi dalam negeri 20,59 juta ton, maka volume untuk ekspor diperkirakan sebesar 33,21 juta ptn atau turun sekitar 3% dari tahun 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News