kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Produksi dan Lifting Migas Belum Mencapai Target, Ini Penyebabnya


Jumat, 22 April 2022 / 16:53 WIB
Produksi dan Lifting Migas Belum Mencapai Target, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Migas. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan pada kuartal I 2022 di tengah lonjakan harga komoditas migas.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan, unplanned shutdown yang terjadi pada sejumlah lapangan migas membuat kinerja hulu belum optimal. Padahal sejumlah kegiatan seperti kerja ulang sumur, pengeboran dan well services sudah cukup masif dilakukan.

Selain itu, entry point untuk produksi migas di tahun ini pun diakui masih cukup rendah imbas pandemi covid-19 ditahun 2021 lalu. "Ini adalah hal-hal yang kalau kita lihat, lawan kita yang paling utama adalah unplanned shutdown, kita akan coba bagaimana bisa menurunkan unplanned shutdown," ungkap Dwi dalam Konferensi Pers Virtual (Jumat (22/4). 

Baca Juga: Bukan Harga Minyak yang Akan Tarik Investasi ke Hulu Migas, Tapi Revisi UU Migas

Dwi mengungkapkan, unplanned shutdown yang terjadi di sejumlah lapangan berdampak pada realisasi produksi yang hanya mencapai 623 ribu BOPD. Jumlah ini lebih rendah dari target seharusnya di kisaran 654 ribu BOPD. Sementara itu, produksi gas mencapai 6,469 MMSCFD. 

Adapun, merujuk data SKK Migas, realisasi lifting migas mencapai 1.739 Barel Oil Equivalent Per Day (BOEPD). Jumlah tersebut terdiri dari lifting minyak sebesar 611,7 ribu BOPD atau setara 87% dari target yang ditetapkan sebesar 703 ribu BOPD serta gas sebesar 5.321 MMSCFD atau 92% dari target sebesar 5.800 MMSCFD.

Dwi menjelaskan, upaya mengatasi unplanned shutdown sejatinya sudah dilakukan oleh SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) kendati demikian, kondisi ini tetap terjadi. 

Baca Juga: SKK Migas: Potensi Migas di Indonesia Masih Luar Biasa

Dwi menambahkan, ada sejumlah insiden yang terjadi sejak 2021 hingga awal 2022 yang mempengaruhi kinerja produksi seperti Penggantian GTU Absorber oleh Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) dan unplanned shutdown di Train I dan Train II milik British Petroleum (BP).

Selanjutnya, terjadi kebocoran pipa di PHE ONWJ dan trip pada GLC Belida di Medco EP Natuna. Kemudian, Trip pada Train II milik BP untuk kedua kalinya. Trip juga terjadi pada ExxonMobil Cepu Ltd (ECML). Tak sampai di situ, kebocoran terjadi pada PHE ONWJ dan juga adanya gangguan pada suplai power di Pertamina Hulu Rokan turut berdampak pada penurunan produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×