kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   0,00   0,00%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Produksi ikan budidaya 3,9 juta ton akhir Maret


Rabu, 10 Mei 2017 / 13:38 WIB
Produksi ikan budidaya 3,9 juta ton akhir Maret


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Volume produksi perikanan budidaya pada triwulan pertama tahun 2017 tercatat 3,97 juta ton, meningkat 3,11% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 3,85 juta ton.

Adapun nilai produksinya mencapai Rp 30,9 triliun, naik 37% dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 22,5 triliun.

Angka nilai tukar usaha pembudidaya ikan (NTUPi) pada akhir triwulan I-2017 sebesar 109,8, yang mengindikasikan bahwa usaha budidaya tergolong efisien.

"Pencapaian tersebut tidak terlepas dari strategi kebijakan dengan anggaran belanja tidak lagi diarahkan untuk mengikuti tugas dan fungsi (money follow function), tapi harus didasarkan pada prioritas program (money follow priority program)," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto di Jakarta.

Slamet menambahkan, produksi ikan hias meningkat 7,47% dari 326,1 juta ekor menjadi 350,45 juta ekor dengan nilai produksi mencapai Rp 2,48 miliar.

Pada tahun 2017, program prioritas perikanan budidaya akan diarahkan untuk mendukung secara langsung pembangunan perikanan budidaya di 34 Propinsi dan mencover sebanyak 173 Kabupaten/Kota.

Program tersebut yaitu dukungan 100 juta ekor benih bagi pembudidaya di 34 Propinsi; revitalisasi KJA sebanyak 250 unit yang tersebar di 8 Kabupaten/Kota; asuransi pembudidaya ikan untuk 3.300 hektar lahan di 13 Propinsi; pengembangan minapadi seluas 210 ha di 9 Kabupaten/Kota; dukungan escavator 48 unit di 22 Kabupaten/Kota.

Selain itu, revitalisasi tambak di 20 Kabupaten/Kota; program gerakan pakan mandiri melalui dukungan sarana dan prasarana pakan di 20 Kabupaten/Kota; pengembangan budidaya lele system bioflok di 60 Kabupaten/Kota; dukungan sarana dan prasarana produksi budidaya di 20 Propinsi; dan pengembangan budidaya laut lepas pantai (offshore aquaculture) di 3 lokasi antara lain di Pangandaran, Sabang, dan Karimunjawa.

“Perikanan budidaya memiliki nilai strategis yang komplek, mulai dari nilai ekonomi, sosial bahkan aspek geopolitik khususnya dalam memperkuat kedaulatan yang berbasis pada pendekatan kesejahateraan). Ini menjadi PR kita untuk benar-benar mengimplementasikan program prioritas perikanan budidaya secara efefktif dan efisien, sehingga berdampak pada percepatan pergerakan ekonomi nasional,” kata Slamet. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×