Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat terdapat 816 pelabuhan perikanan di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 483 pelabuhan dinyatakan layak pakai, dan 333 pelabuhan lainnya dinyatakan tidak layak.
Untuk itu, KKP memutuskan akan melakukan revitalisasi terhadap pelabuhan perikanan yang dinilai strategis untuk mendongkrak proses bongkar muat dan perdagangan ikan hasil tangkapan. Revitalisasi pelabuhan juga diharapan dapat menekan losis atau kerusakan ikan dari selama ini rata-rata mencapai 8% dari total produksi menjadi 5% pada tahun 2017.
Tahun ini, KKP menargetkan dapat merevitalisasi 36 pelabuhan perikanan di seluruh Indonesia. Rinciannya, 16 Tempat Pengolahan Ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat dengan anggaran revitalisasi sebesar Rp 59,7 miliar, dan 20 TPI pelabuhan perikanan UPT daerah dengan anggaran Rp 20 miliar. Pelabuhan yang direvitalisasi antara lain di Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan.
Program revitalisasi pelabuhan ini akan dilakukan dengan tender. Diharapkan pada akhir April pemenang tender sudah terpilih dan mulai bekerja dalam jangka waktu tiga bulan, yaitu Mei hingga Juli, sehingga paling lama, akhir Agustus proses revitalisasi sudah selesai. "Nanti secara bertahap juga kami akan bekerja sama dengan BUMN perikanan untuk mengelola beberapa pelabuhan yang sudah kami revitalisasi agar bisa menguntungkan secara bisnis," ujar Sjarief Wijaya, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Rabu (26/4).
Sjarief menjelaskan, perbaikan yang akan dilakukan antara lain meliputi perbaikan lantai dan sanitasi, penambahan dinding agar tertutup, perpanjangan dermaga, dan penambahan fasilitas penunjang seperti meja sortir, conveyor, timbangan, dan semprot air.
Dengan perbaikan pelabuhan ini, KKP mengharapkan dapat mendorong minat nelayan untuk menangkap ikan. Sehingga target produksi perikanan tangkap pada tahun ini bisa meningkat dari 6,8 juta ton pada 2016 menjadi 7,8 juta ton pada 2017. Selain itu, nilai penjualan ikan juga bisa meningkat.
Sjarief menambahkan dengan revitalisasi pelabuhan perikanan ini, maka tingkat kerusakan ikan bisa ditekan. Selama ini rata-rata kerusakan ikan ketika sampai di pelabuhan mencapai 8% dari total produksi tiap tahun. Maka angka kerusakan atau pun kehilangan itu diharapkan dapat ditekan menjadi tinggal 5% saja pada tahun ini, dan tahun-tahun mendatang bisa lebih rendah lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News